Di Indonesia pun angka pernikahan dini masih cukup tinggi hingga saat ini.
Padahal angka pernikahan dini ini lah yang berisiko tinggi untuk para perempuan.
drg. Kartini juga menyampaikan bahwa berdasarkan penelitian penggunaan kontrasepsi sangat berbanding lurus dengan kehamilan yang tidak direncanakan, jumlah aborsi, dan angka kematian ibu.
"Angka penggunaan KB memang belum sesuai yang kita harapkan, pernikahan dini kita juga masih cukup tinggi, Padahal kita tahu bahwa beberapa penelitian menunjukkan angka-angka pravalensi penggunaan kontrasepsi akan berbanding lurus dengan angka kehamilan yang tidak direncanakan, jumlah aborsi yang tidak aman, dan jumlah kematian ibu," tutur drg. Kartini dalam wawancara ekslusif bersama Nakita, Rabu (15/6/2022).
Hal tersebutlah yang membuat Kemenkes bertekad untuk sellau membuat calon ibu sehat.
Serta penggunaan KB pun diperkuat guna menciptakan keluarga yang sehat dan berkualitas.
"Maka dari itu, kini kita berupaya untuk membuat calon ibu itu sehat, KB juga diperkuat karena kita ingin mendapatkan keluarga yang sehat," sambungnya.
Cara Meningkatkan Penggunaan KB
drg. Kartini menyampaikan, bahwa yang berperan penting untuk meningkatkan penggunaan KB adalah BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional).
Sedangkan upaya Kemenkes untuk meningkatkan penggunaan KB adalah menyediakan sarana dan prasana, kemudian tenaga ahli untuk melayani program tersebut.
"Bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan KB itu tugas BKKBN, sedangkan kami yang akan menyediakan sarana dan prasarana, tenaga untuk melayani pelayanan KB," tutur drg. Kartini.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR