Perang telah berakhir saatnya para pejuang kembali bersua dengan keluarga mereka.
Seminggu kemudian, tepatnya pada 29 Juni 1949, pada akhirnya para pejuang kembali pada keluarga.
Inilah yang kemudian melandasi lahirnya Hari Keluarga Nasional.
Peringatan Hari Keluarga secara nasional telah dicanangkan oleh Presiden Suharto pada 29 Juni 1993 di Provinsi Lampung.
Peringatan hari keluarga merupakan upaya untuk meningkatkan seluruh masyarakat, betapa pentingnya sebuah keluarga.
Harganas dimaknai juga untuk menghidupkan kembali fungsi-fungsi yang ada dalam keluarga.
Keluarga tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan atau fungsi ekonomi, tetapi fungsi lainnya.
Baca Juga: Hubungan Antara Penggunaan Alat Kontrasepsi dengan Penurunan Stunting
Momentum Hari Keluarga Nasional harus digunakan sebagai ajang sosialisasi dan optimalisasi fungsi keluarga di Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto seperti dikutip di laman Kemendikbud.
"Optimalisasi delapan fungsi keluarga, yakni agama, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, pendidikan, ekonomi, dan fungsi pembinaan lingkungan untuk mewujudkan keluarga yang berketahanan," ujar Deputi Agus.
Selain itu, Agus menerangkan, momentum Harganas menjadi ajang sosialisasi kepada keluarga untuk membantu percepatan penurunan stunting.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR