Nakita.id - Sosok pelawak Kadir tentu saja tidak asing untuk para penikmat komedi di tahun 90-an.
Kadir merupakan salah satu pelawak sekaligus aktor ternama yang dikenal masyarakat Indonesia.
Lama tak terdengar kabarnya, Kadir membawa berita pilu tentang bagaimana dia menjalani hidup selama ini.
Sempat menjadi komedian termahal di Tanah Air, kini kehidupan Kadir berubah drastis.
Ia menjalani kehidupan dengan seadanya bahkan pernah kesulitan ekonomi.
Tak sampai di situ saja, Kadir juga mengaku harus menjual rumahnya demi menyambung hidup.
Hal ini diceritakan Kadir ketika dia hadir bersama rekannya Doyok di Podcast Deddy Corbuzier.
Lewat kanal Youtube 'Deddy Corbuzier' Rabu (29/6/2022) kemarin, Kadir menceritakan hidupnya yang berubah total.
Yuk langsung saja simak pengakuan Kadir!
Pria yang lahir dengan nama Mubarak ini mengaku sudah tiga kali menjual rumahnya.
"Saya ngalamin. Saya sudah jual rumah tiga kali pak Deddy," buka Kadir.
Pria 70 tahun ini mengatakan pertama menjual rumahnya di tahun 2001 untuk biaya pengobatan.
Kadir mengaku mengalami serangan jantung dan penyumbatan pembuluh darah.
Itu sebabnya, Kadir harus memasang ring jantung.
"Begitu masuk ke rumah sakit, dibilang harus pasang ring," beber Kadir.
Karena penyakitnya itu pula, Kadir memutuskan berhenti dari dunia keartisan.
Ia mengaku tubuhnya sudah tidak kuat.
"Waktu itu saya syuting stripping baru dapat 12 episode, saya berhenti karena nggak kuat," jelasnya.
Setelahnya, Kadir pun mencoba pengobatan alternatif.
Karena sudah tidak ada pemasukan dari melawak dan berakting, Kadir lagi-lagi harus menjual rumahnya.
"Lima tahun cari alternatif dan tidak kerja. Akhirnya apa? Jual rumah satu, sudah."
"Nggak sampe setahun abis (duitnya)," terangnya.
Tidak hanya sampai di situ saja, mobil Kadir yang dibayar dengan kredit juga ditarik karena angsuran macet.
Itulah ketiga kalinya Kadir menjual rumah dan tanah.
"Sampai-sampai mobil kredit saya mau ditarik. Akhirnya jual (rumah) lagi satu."
"Terus tahun 2005 2006, tanah di Tambun dijual," beber Kadir.
Kadir sendiri mencoba kembali ke dunia keartisan, tapi sayang bayarannya sudah tidak setinggi dulu.
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR