Nakita.id - Overfeeding atau kelebihan makan dan minum susu pada bayi tidak baik untuk tumbuh kembangnya.
Anak yang kelebihan makan dan minum susu bisa kekenyangan dan berisiko obesitas.
Ada sejumlah tanda-tanda overfeeding pada bayi yang dicurigai para Moms.
Salah satunya bayi selalu sendawa setelah makan atau minum susu.
dr. Natia Anjarsari Widyati, Sp.A, dokter spesialis anak dari Brawijaya Hospital Antasari menjelaskan, apakah sendawa merupakan salah satu tanda overfeeding?
Sebelumnya, ia menjelaskan apa itu pengertian sendawa.
"Sendawa bisa terjadi apabila bayi tidak sengaja menelan udara dalam jumlah banyak," katanya dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Rabu (12/7/2022).
"Jadi, tidak semua bayi setelah minum susu harus sendawa," lanjutnya.
Artinya bukan berarti bayi yang sendawa mengalami kebanyakan minum susu dan kenyang Moms, bisa jadi ia hanya menelan udara.
Selain itu, metode menyusui juga memengaruhi terjadinya sendawa pada bayi.
"Kalau menyusui secara langsung (direct breastfeeding), itu kemungkinan untuk menelan udara lebih minim," kata dr. Natia.
Sebaliknya, bayi yang menyusui lewat botol susu cenderung lebih banyak menelan udara sehingga terjadi sendawa.
"Selain itu, apabila susu diberikan dalam jumlah banyak, misalnya 2 botol maka tetap ada risiko untuk meningkatkan jumlah udara yang tertelan," kata dr. Natia lagi.
"Bayi yang sering menagis atau rewel juga akan membuat udara yang tertelan lebih banyak dan itu akan menyebabkan kembung sehingga kita harus berusaha untuk menyendawakan bayi," lanjutnya.
Meski begitu, dr. Natia menjelaskan bukan berarti bayi yang tidak sendawa setelah minum susu tidak normal.
"Jadi, sendawa belum tentu menjadi tanda bayi kekenyangan," katanya.
"Karena dia banyak menelan udara saat minum susu jadinya sendawa," ujar dia.
dr. Natia mengatakan, untuk mencegah bayi mengalami overfeeding, Moms harus mengetahui apakah bayi sudah menerima ASI yang cukup.
"Kita menilai kecukupan ASI dari berbagai faktor," katanya.
"Misalnya, kenaikan apakah berat badan sudah sesuai usia, kemudian jumlah pipisnya," sambungnya.
Berikut adalah jumlah pipis bayi yang ideal sesuai usianya.
"Bayi baru lahir dari usia 1-4 hari itu minimal pipisnya sesuai usianya," kata dr. Natia.
Misalnya, usia 2 hari minimal 2 kali pipis, 3 hari minimal 3 kali pipis.
Namun, untuk bayi usia 5 hari dan seterusnya minimal 6 kali pipis per 24 jam.
"Jangan lupa mengganti popok kain dan diaper sesering mungkin, yaitu per 3 jam maksimal 4 jam," kata dr. Natia.
"Selain untuk mencegah infeksi saluran kemih, kita juga bisa menilai apakah bayi pipisnya cukup atau tidak," pungkasnya.
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR