Ketika seorang anak dalam kesusahan, tingkat hormon stres kortisol melonjak. Jika pertengkaran hanya terjadi sesekali, tingkat hormon anak kembali normal segera setelah episode tersebut.
Namun, konflik terus-menerus menciptakan fluktuasi kadar kortisol yang sering dan mengganggu pola kortisol yang menyebabkan masalah kesehatan fisik, seperti penyusutan otak, gangguan tidur, dan sistem kekebalan yang melemah.
Ketika orangtua bertengkar hebat di depan anak-anak mereka, anak itu menangkap ketegangan, emosi negatif, dan ancaman yang dirasakan.
Ketika seorang anak terkena taktik destruktif seperti agresi verbal, kekerasan fisik atau ancaman aneh, perilaku agresif mereka juga cenderung meningkat.
Masalah emosional dan masalah kesehatan mental seperti harga diri rendah, depresi, kemarahan, dan menyakiti diri sendiri lebih mungkin terjadi pada anak-anak ini.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR