Namun, dokter anak justru menyarankan Mima untuk periksa ke psikolog. Hal ini lantas membuat mereka bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Mima.
Sementara Mima yang merasakannya juga tidak tahu, ia hanya sering merasa tidak nyaman dan sesak napas.
"Itu kayak dulu aku masih nggak tahu apa-apa, aku kira cuma sesak napas biasa kadang aku juga di sekolah aku juga tiba-tiba ngerasa pengen pulang gak nyaman dan lain-lain," ungkap Mima Shafa.
Sejak SMP, Mima memang mengakui sudah tertarik perihal kesehatan mental yang saat itu belum terlalu terbuka dengan mental health awareness dan semacamnya.
Ia juga sering berkonsultasi dengan psikolog untuk bertanya mengenai kesehatan mental dirinya.
Setelah sempat stabil kemudian ketika ia kelas 1 SMA serangan panik dan kecemasan itu datang lagi.
"Aku ngerasa sering merasa cemas terus aku suka tiba-tiba dapat serangan panik dan lain-lain. Akhirnya kita ke psikolog dan berpindah ke psikolog klinis," jelas Mima.
Ia juga mengakui beberapa kali ia sempat mencoba menyakiti dirinya. Masa ini pasti terjadi setidaknya setiap tahun.
“Setiap tahun pasti ada masa-masa dimana merasa drop banget, dan tiap merasa drop ku rutin ke psikolog,” ujar Mima.
“Sampai puncaknya itu bulan Juli 2022 kemarin, aku udah merasa berat banget dan kaya capek dengan hidup,” terang Mima.
Kejadian puncak itu membuatnya harus dilarikan ke IGD, hal itu benar-benar menjadi pukulan yang luar biasa yang merubah hidupnya.
Buka Cabang ke-14, Nikmati Kelezatan Kuliner di Justus Steakhouse Asthana Kemang
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR