Boleh dicoba buah apa saja yang beragam, kecuali yang dilarang dan pemberiannya tidak dalam jumlah banyak.
Pemberiannya dalam potongan-potongan kecil halus, yang lalu meningkat jadi kasar seiring usia bertambah. penyajiannya, bila mungkin hidangkan langsung berupa potongan-potongan kecil.
Cara ini lebih baik ketimbang disajikan dalam bentuk jus, karena masih banyak mengandung serat sekaligus vitamin dan mineralnya.
Namun bila si kecil lebih suka dalam bentuk jus, tak mengapa, karena jus buah jelas lebih baik dibanding sirup yang cuma mengandung gula atau kalori.
Buah kaleng bisa diberikan pada usia anak dan cukup aman dikonsumsi. Cuma, bila dalam kalengan beberapa vitamin bisa rusak seperti vitamin C, hingga biasanya ditambah kadar vitamin C-nya agar jumlahnya sesuai asal.
Tentang sari buah yang banyak ditemui di supermarket, sebaiknya tak diberikan pada anak karena belum tentu sari buah asli.
Bila anak menolak buah, jangan dipaksa apalagi sampai dimarahi, tapi bujuklah atau siasati cara pemberiannya sebagaimana halnya pemberian sayuran pada anak yang tak suka sayur. Dibuat puding atau agar-agar, misal.
Untuk anak yang lebih besar bisa diberi pengertian betapa pentingnya buah.
Higiene dan sanitasi buah harus diperhatikan betul. Buah harus dicuci dulu sebelum diberikan pada anak, agar pestisida dan bakterinya ikut terbuang. Tangan anak juga harus bersih.
Dalam pemberian buah yang dikerok seperti pisang dan pepaya, tangan ibu dan sendok juga harus bersih.
Kalau tidak, dikhawatirkan ada bakteri yang bisa menyebabkan diare. (Sumber: Tabloid Nakita)
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR