Di usia ini janin sudah dapat mendengar secara jelas dan ia pun dapat menggerak-gerakkan tubuhnya sesuai nada suara dan cara berbicara ibunya.
Setelah lahir, suara menjadi lebih jelas terdengar karena tak lagi terhalang air ketuban maupun dinding perut ibu.
Pada bayi, dengan kita mengajaknya berbicara, akan mendorong perkembangan komunikasi verbalnya dan pengenalan terhadap lingkungan.
Itu sebabnya, saat mengajaknya berbicara, semua indranya juga harus diberikan rangsangan.
Misalnya dengan mengatakan, “Anak Ibu cantik sekali,” sambil membelai pipinya (indra raba-sentuh).
Dengan demikian, anak akan mengenal keinginannya dan kemudian dapat mengungkapkannya setelah ia mampu berbicara.
Lakukan kala janin sedang terjaga/aktif.
Suara tak boleh terlalu lembut, tak perlu pula berteriak, sewajarnya saja seperti kalau kita berbicara dengan seseorang yang berada di ujung lain ruangan.
Bisa juga dengan menggunakan alat bantu berupa gulungan kertas atau megapon yang diarahkan ke perut ibu.
Saat berbicara atau kala mengajarkan kata-kata tertentu, beri sekaliguspengalaman sensasi pada si janin. Ucapkanlah “Ibu sayang sekali padamu, Nak,” usap bagian perut di mana terasa bagian menonjol dari tubuh tertentu si janin.
Jangan pernah memperdengarkan keluh kesah atau umpatan bernada depresi. Sebab, ketidaknyamanan perasaan pada ibu bisa terasa oleh janin. (Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: Tips Mengelola Stres Selama Kehamilan, Konsumsi Makanan Seimbang hingga Perbanyak Istirahat
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR