Dikutip dari Reuters pada Kamis (11/8/2022), penipuan itu dimulai pada 2020 ketika Genevieve didekati seorang paranormal yang meramalkan kematian putrinya sudah dekat.
Korban kemudian dibawa ke beberapa paranormal lagi.
Menurut polisi, para tersangka menggunakan informasi dari putrinya untuk menipu Genevieve yang putus asa agar mentransfer uang untuk membayar "perawatan spiritual."
Pada bulan-bulan berikutnya, polisi menuduh para tersangka secara fisik mengancam Genevieve.
Tak hanya itu, Genevieve juga diketahui ditahan di rumah selama berbulan-bulan oleh putrinya.
Sabine dan komplotannya yang menyamar sebagai paranormal "mengambil karya seni dari rumah (ibu), mengeklaim bahwa lukisan itu dikutuk dengan sesuatu yang negatif, dengan energi negatif yang perlu didoakan," kata polisi Rio de Janeiro bernama Gilberto Ribeiro.
Setelah hampir setahun dianiaya oleh Sabine dan antek-anteknya, korban kemudian melapor ke polisi.
Polisi mengatakan, 16 lukisan dicuri termasuk karya seniman terkenal Brasil seperti Cicero Dias, Rubens Gerchman, dan Alberto Guignard.
Sebanyak tiga karya dari pelukis modernis ikonik Tarsila do Amaral berjudul O Sono, Sol Poente, dan Pont Neuf juga dicuri, yang secara total ditaksir polisi senilai 700 juta reais (Rp 2 triliun).
Sol Poente karya Amaral termasuk di antara 11 lukisan yang ditemukan pada Rabu (10/8/2022) dalam penggerebekan polisi Rio de Janeiro di salah satu rumah komplotan paranormal gadungan itu.
Otoritas setempat juga menemukan tiga lukisan di Sao Paulo, yang dua di antaranya dijual ke museum di Buenos Aires tetapi belum ditemukan.
Menurut polisi, tujuh orang diduga terlibat dalam kasus ini selama bertahun-tahun.
Mereka menghadapi tuduhan penggelapan, perampokan, pemerasan, pemenjaraan palsu, dan asosiasi kriminal.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anak Tipu Ibunya Rp 2 Triliun, Pelaku Berkomplot Menyamar jadi Paranormal"
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR