Nakita.id - Moms tentu sudah tidak asing lagi dengan bra.
Pakaian dalam ini sangat penting digunakan dalam aktivitas sehari-hari.
Penggunaan bra dengan ukuran yang pas dan sesuai juga penting bagi kesehatan payudara.
Tidak hanya itu, pemakaian bra juga berperan penting dalam membentuk payudara.
Namun, apakah Moms mengenal istilah kutang?
Fungsi kutang juga sama sebagai pakaian dalam wanita untuk menutupi payudara.
Melansir dari Nationalgeographic, penggunaan kutang rupanya masih tabu di kawasan Nusantara sebelum abad ke-20, Moms.
Tetapi pada sekitar tahun 1920, para wanita Eropa mulai mengenalkan buste-houder atau kini dikenal dengan istilah BH.
Ini dikisahkan oleh Remy Silado, sastrawan Indonesia, dalam novel fiksinya bertajuk Pangeran Diponegoro: Menggagas Ratu Adil, yang diterbitkan Penerbit Tiga Serangkai, 2007.
Berawal dari pembangunan proyek jalan yang menghubungkan kota-kota di Jawa atas prakarsa Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels.
Proyek pembangunan jalan ini dari Anyer sampai Panarukan, yang melibatkan seorang pembantu setia Daendels berkebangsaan Prancis-Spanyol, bernama Don Lopez comte de Paris, tokoh fiksi juga.
Baca Juga: Benarkah Jarang Pakai Bra Bisa Bikin Payudara Kendur? Simak Apa Saja Penyebab Payudara Kendur
Remy menceritakan, seringkali ada kejadian yang kurang menyenangkan selama proyek.
Kebanyakan petugas lapangan berbuat kurang baik ketika melihat para pekerja wanita tidak memakai pelindung payudara.
"Coutant! (penutup payudara)," ujar Don Lopez berbicara dengan bahasa Prancis kepada para pekerja proyek wanita untuk menutupi bagian berharganya, seperti dilansir dari Nationalgeographic.
Sejak itu, kain-kain putih kemudian disobek untuk menutup bagian payudara.
Hingga akhirnya dikenal dengan istilah 'kutang', bahkan sampai saat ini.
Sementara dalam kamus bahasa Prancis, kata "coutant" bermakna "kontan" alih-alih sebagai "kutang".
Memang belum ada catatan yang menunjukkan waktu persis kapan kata kutang dipakai di Indonesia.
Namun diyakini merupakan serapan dari bahasa Portugis "cotao".
Ini menunjuk pada kain halus yang dibuat dengan kapas atau linen.
Rujukan ini bersumber dari Paramita R. Abdurachman dalam bukunya Bunga Angin Portugis di Nusantara, yang terbit atas dukungan Asosiasi Persahabatan dan Kerjasama Indonesia-Portugal.
Buku ini pun telah diterbitkan LIPI PRESS dan Buku Obor pada tahun 2008.
Baca Juga: Bahaya Mencuci Bra dengan Mesin Cuci yang Belum Banyak Orang Ketahui
Perkembangan kutang kemudian terus berlanjut di Hindia Belanda.
Bahkan, menjadi budaya kaum wanita bumiputra yang berlanjut sampai zaman baru kemerdekaan.
Beberapa tahun setelah Indonesia merdeka, mulai dikenal secara luas jenis kutang baru yaitu kutang Suroso.
Bentuknya menyerupai silinder atau pipa tabung yang berasal dari kulit kayu yang dipukul-pukul sedemikian rupa, sehingga kulit tersebut terlepas dari batangnya. Ciri khas dari kutang Suroso, bagian kancing yang terletak di bagian depan, Moms.
Sementara itu, Moms juga perlu tahu cara mencuci bra yang benar.
Melansir nytimes, berikut cara mencuci bra yang perlu Moms ketahui.
1. Mencuci dengan Tangan
Cara terbaik untuk mencuci bra dan pakaian halus dengan menggunakan tangan dan deterjen ringan.
Tuang satu sendok makan deterjen ke dalam bak berisi air dingin.
Biarkan bra terendam selama sekitar 15 menit, setelah itu bilas dengan air dingin.
Gosok bra dengan lembut untuk memeras kelebihan air, lalu biarkan hingga kering.
2. Menggunakan Mesin Cuci
Moms juga bisa mencuci bra dengan mesin cuci.
Namun untuk mencegah kerusakan, dapat mencoba melakukan beberapa tindakan pencegahan.
Cuci bra dengan sedikit cucian, ini akan bersih secara menyeluruh.
Pastikan menggunakan jumlah deterjen yang tepat.
Menggunakan terlalu banyak deterjen dapat meninggalkan residu berminyak pada bra sehingga menjadi kurang nyaman.
3. Jemur sampai Kering
Menjemur bra dengan cara yang benar sangat penting.
Moms harus menjemur bra sampai kering ya.
Moms bisa menggunakan jepit gantungan khusus bra, sehingga tidak merusak bentuk bra.
Dengan begitu, bra tidak cepat rusak dan tetap awet.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR