Tabloid-Nakita.com - Kopi sudah lama disebut-sebut memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Menurut penelitian dari Universitas Harvar, minum kopi tiga sampai lima cangkir sehari bisa membantu Mama hidup lebih lama. Karena, kopi bisa mengurangi risiko kematian prematur karena penyakit jantung, penyakit saraf seperti Parkinson, dan diabetes tipe 2. Kandungan antioksidan pada kopi juga telah terbukti bisa mencegah penuaan dini pada kulit.
Baca: Minum Kopi Tiap Hari Bikin Panjang Umur
Bagi para karyawan, kopi juga sudah terkenal sebagai minuman untuk membuat kita terjaga dan lebih mampu berkonsentrasi. Itu sebabnya, banyak orang yang mengawali harinya di kantor dengan minum kopi. Bahkan kadang tidak secangkir, tapi dua hingga cangkir kopi berturut-turut.
Jika Mama termasuk orang yang "tidak bisa mikir" kalau belum minum kopi, mungkin Mama sudah memiliki toleransi yang tinggi terhadap kopi. Artinya, khasiat kopi menjadi kurang efektif, sehingga Mama butuh lebih banyak kopi untuk bekerja. Padahal, masalahnya mungkin pada waktu yang tepat untuk minum kopi. Sebaiknya kapan kopi harus diminum?
Baca: Kopi Juga Punya Manfaat untuk Kecantikan Kulit
Menurut para pakar, Mama sebaiknya tidak minum kopi antara pukul 08.00-09.00 pagi, waktu minum kopi paling umum yang dilakukan kebanyakan orang! Hal ini karena pada jam tersebut tubuh kita melepaskan hormon kortisol, yang sering disebut sebagai hormon stres yang membuat kita tetap waspada sepanjang hari.
Jadi jika ingin mencegah kantuk dengan minum kopi pada jam ini, Mama justru melawan peningkatan energi alami pada tubuh. Produksi kortisol juga terjadi antara pukul 12.00-13.00, dan antara pukul 17.30-18.00. Jadi, hindari mengonsumsi kafein pada jam-jam ini. Sedangkan waktu tepat untuk minum kopi adalah pukul 09.30-11.30, dan 13.30-17.00.
Baca: Cara Aman Minum Kopi Saat Hamil
Mulai sekarang, coba atur kembali kapan Mama biasa minum kopi. Pastikan waktu tepat untuk minum kopi ini Mama jalani.
(Dini/Female Network)
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
KOMENTAR