Nakita.id - Apakah Moms sering gatal-gatal, kemudian muncul ruam seperti jerawat?
Waspadai apakah kita terkena kudis atau jangan-jangan ada penyakit kulit lainnya?
Yuk, simak apa itu penyakit kulit kudis, serta penyebab dan gejalanya.
Mengutip dari Mayo Clinic, penyakit kulit kudis ditandai dengan ruam kulit yang sangat gatal.
Penyebabnya adalah tungau kecil bernama Sarcoptes scabiei.
Tungau ini mengeluarkan air liur, telur, dan kotoran.
Kemudian tungau akan bereproduksi pada permukaan kulit, lalu masuk ke dalam kulit untuk bertelur.
Biasanya rasa gatal tersebut muncul di malam hari, pada kulit tempat tungau bersembunyi.
Kudis dapat menyebar dengan cepat melalui kontak fisik dengan penderitanya.
Di Indonesia sendiri, penyakit kulit ini banyak ditemukan di wilayah padat penduduk dan area kumuh.
Yuk, kenali apa saja tanda-tanda atau gejala dan penyebab penyakit kulit kudis.
Baca Juga: Mengenal Penyakit Kudis yang Disebabkan Karena Gigitan Serangga dan Cara Mengobatinya
Mengutip dari Healthline, saat seseorang terkena tungau kudis pertama kali, diperlukan waktu sampai 2-6 minggu sampai gejalanya terlihat.
Gejala paling umum saat seseorang terkena kudis, antara lain:
- Rasa gatal yang parah, terutama di malam hari saat tungau menaruh telur ke dalam kulit
- Gatal sering di sela-sela jari, ketiak, selangkangan, dan daerah lipatan lain
- Terdapat ruam menyerupai jerawat
- Terdapat sisik atau lecet pada kulit
- Luka iritasi akibat garukan
- Luka garukan yang terbuka bisa menyebabkan impetigo
- Pada kasus lebih parah, muncul kerak yang meluas, abu-abu, dan tebal di kulit.
Kudis terbentuk dari gigitan tungau kecil berkaki delapan yang masuk ke dalam kulit dan bertelur di dalam.
Serangga ini sangat kecil sehingga kita tidak dapat melihatnya secara kasat mata.
Baca Juga: 10 Jenis Penyakit Kulit yang Umum Terjadi di Indonesia, Wajib Tahu!
Kulit akan mengalami ruam merah dan gatal lalu muncul liang seperti terowongan di kulit.
Terowongan ini terbentuk ketika tungau betina masuk ke bawah permukaan kulit untuk bertelur.
Setelah membuat liang, masing-masing tungau betina meletakkan 10 - 25 telur di dalamnya.
Pola terowongan ini terdiri dari garis-garis yang berwarna seperti kulit atau terkadang abu-abu dan putih.
Biasanya gigitan tungau terdapat di bokong, siku, pinggang, pergelangan tangan, serta kulit di antara jari-jari, di bawah cincin, atau di bawah kuku.
Sementara itu, pada anak-anak biasanya di wajah, leher, telapak tangan, dan telapak kaki.
Kudis juga bisa disebabkan oleh adanya penularan dengan penderita lainnya.
Kudis menyebar melalui kontak kulit ke kulit yang membuat tungau berpindah.
Penularan juga bisa melalui pemakaian barang-barang pribadi bersama, seperti tempat tidur atau handuk.
Namun, kontak fisik seperti bersalaman atau pelukan minim sekali kemungkinan penularannya.
Hal ini karena tungau tidak bisa melompat atau terbang, mereka merangkak sangat lambat.
Baca Juga: Ciri-ciri Hingga Penyebab dan Cara Mengobati Cepat Herpes Kulit
Tungau dapat disingkirkan dengan salep, krim, dan losion yang bisa dioleskan langsung ke kulit.
Dokter mungkin akan menginstruksikan untuk memakai krim tersebut di malam hari saat tungau paling aktif.
Obat kudis dioleskan di sekujur tubuh, dari leher ke bawah, lalu diamkan selama setidaknya 8 jam.
Lidah buaya memiliki sifat antibakteri dan antijamur yang dapat meredakan iritasi dan rasa terbakar pada kulit.
Sebuah studi di tahun 2009 menemukan bahwa, lidah buaya sama efektifnya dengan resep obat untuk mengobati kudis.
Pastikan untuk mengoleskan lidah buaya asli, bukan produk yang mengandung lidah buaya.
Minyak cengkeh dan beberapa minyak esensial lainnya dianggap memiliki sifat insektisida yang dapat menyembuhkan kudis.
Dalam sebuah studi di tahun 2016, para peneliti memeriksa efektivitas berbagai minyak untuk membunuh tungau kudis.
Kemudian ditemukan sejumlah minyak esensial yang paling ampuh mengobati kudis.
Diantaranya adalah minyak cengkeh, minyak palmarosa, minyak geranium, minyak pohon teh, dan minyak lavender.
Nah Moms, itulah beberapa hal tentang penyakit kulit kudis mulai dari gejala, penyebab, dan cara mengobatinya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR