Nakita.id - Pada modul Geografi kelas XI KD 3.3 dan 4.3, dibahas mengenai jenis sumber daya kelautan.
Peserta didik diharapkan memahami pengertian serta jenis sumber daya kelautan yang ada di Indonesia.
Diharapkan, peserta didik bisa mengatur penggunaan sumber daya kelautan dalam kehidupan sehari-hari.
Indonesia merupakan negara maritim, sepatutnya kita memanfaatkannya.
Bukan cuma hamparan air laut yang asin, di sana kita bisa eksplorasi sumber dayanya agar menjadi keuntungan untuk negara.
Tapi, bagaimana caranya?
Pertama, harus tahu dulu beberapa jenis sumber daya kelautan yang bisa dimanfaatkan.
Indonesia memiliki laut dengan potensi sumber daya kelautan yang sangat kaya.
Sumber daya laut adalah unsur hayati dan nonhayati yang terdapat di wilayah laut.
Potensi sumberdaya laut Indonesia tidak hanya berupa ikan, tetapi juga yang berada di bawah permukaan laut.
Indonesia memiliki potensi sumber daya perikanan yang sangat baik dari segi jumlah dan keanekaragamannya.
Baca Juga: Materi Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbaharui Pada modul Geografi kelas XI KD 3.3 dan 4.3
Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan, potesi perikanan laut Indonesia terdiri atas perikanan pelagis yang tersebar hampir di semua bagian laut Indoensia.
Di Indonesia bagian barat, jenis ikan yang banyak ditemukan adalah ikan pelagis kecil.
Di Indonesia bagian timur, bayak ditemukan ikan pelagis besar, cakalang, dan tuna.
Selain ikan yang tersedia di lautan, penduduk Indonesia juga banyak membudidayakan ikan, terutama di daerah pesisir dengan jenis ikan bandeng dan udang.
Namun sayangnya pemerintah dan masyarakat belum maksimal dalam mengolah sumber daya kelautan di sektor perikanan ini.
Pasalnya negara Indonesia yang memiliki julukan negara maritim masih belum maksimal dalam ekspor di sektor perikanan.
Masyarakat Indonesia juga belum mampu hidup hanya dengan mengandalkan sektor perikanan saja.
Hal tersebut menunjukkan masih perlu adanya pengembangan potensi bioteknologi sumber daya perikanan Indonesia.
Hutan Mangrove adalah hutan khas yang hidup di sepanjang pantai di daerah tropis yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Banyak terdapat di pesisir timur Sumatera, pesisir Kalimantan, dan pesisir selatan Papua.
Ada dua fungsi hutan mangrove sebagai potensi sumber daya laut di Indonesia yaitu fungsi ekologis dan ekonomi.
Baca Juga: Jawaban Soal Lengkap Soal Perhitungan Pertumbuhan Ekonomi Kelas XI SMA IPS
Fungsi ekologis hutan mangrove adalah sebagai habitat (tempat hidup) binatang laut untuk berlindung, mencari makan, dan berkembang biak.
Fungsi ekologis yang lain dari hutan mangrove adalah untuk melindungi pantai dari abrasi air laut.
Fungsi ekonomis hutan mangrove berupa nilai ekonomis dari kayu pepohonan dan makhluk hidup yang ada di dalamnya.
Biasanya penduduk memanfaatkan kayu sebagai bahan kayu bakar atau bahan pembuat arang.
Kayu bakau juga dapat dijadikan bahan pembuat kertas. Selain kayu, hutan mangrove juga dihuni oleh beragam jenis fauna.
Luas terbesar hutan mangrove ada di Papua yaitu 3,6 juta hektar, sedangkan Kalimantan sekitr 165 ribu hektar. Sumatera 417 ribu hektar.
Sulawesi 53 ribu hektar, Jawa 34,4 ribu hektar, Bali dan Nusa Tenggara 3,67 hektar.
Perkembangan hutan mangrove dipengaruhi oleh air laut (pasang), air tawar sebagai sumber makanannnya, serta endapan (sedimentasi) lumpur yang substratnya berasal dari erosi daerah hulu.
Terumbu karang adalah terumbu (batuan sedimen kapur di laut) yang terbentuk dari kapur yang sebagian besar dihasilkan dari koral (binatang yang menghasilkan kapur untuk kerangka tubuhnya).
Jika ribuan koral membentuk koloni, koral-koral tersebut akan membentuk karang.
Agar lebih maksimal, terumbu karang bisa dibudidayakan.
Baca Juga: Jawaban Soal Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi, Materi Ekonomi Kelas XI SMA IPS
Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan sektor pariwisata di kelautan.
Eksotisme terumbu karang yang beragam dan tidak bisa ditemukan di pantai membuat wisatawan tertarik.
Dengan begini banyak pemasukan ke pengembang wisata dari sektor kelautan.
Sayangnya masih belum banyak yang mencoba membudidayakan terumbu karang.
Selain memajukan pariwisata lewat sektor kelautan, terumbu karang juga memperkecil bencana alam tsunami.
Padang lamun adalah tumbuhan tinggi yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri hidup terendam di dalam laut.
Lamun tumbuh subur di daerah terbuka pasang surut dan perairan pantai yang dasarnya berupa lumpur, pasir, kerikil, dan patahan karang mati, dengan kedalaman sampai empat meter.
Lamun dapat membentuk suatu padang lamun.
Padang lamun tersebar di laut perairan Indonesia.
Manfaat lamun di lingkungan perairan dangkal adalah sebagi produsen primer, habitat biota, penangkap sedimen, dan pendaur zat hara.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia merupakan negara yang memiliki terumbu karang terluas di dunia.
Kekayaan terumbu karang Indonesia tidak hanya dari luasnya, akan tetapi juga keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.
Keanekaragaman hayati terumbu karang sebagai potensi sumber daya laut di Indonesia juga yang tertinggi di dunia.
Di dalamnya terdapat 2.500 jenis ikan, 2.500 jenis moluska, 1.500 jenis udangudangan, dan 590 jenis karang.
Manfaat terumbu karang tersebut adalah manfaat ekonomi, manfaat ekologis, dan manfaat sosialekonomi.
Manfaat ekonomi adalah sebagai sumber makanan, obatobatan, dan objek wisata bahari.
Manfaat ekologis diantaranya mengurangi hempasan gelombang pantai yang dapat berakibat terjadinya abrasi.
Manfaat sosial ekonomi sebagai sumber perikanan yang dapat meningkatkan pendapatan para nelayan.
Terumbu karang juga dapat menjadi daya tarik objek wisata yang dapat meningkatkan pendapatan penduduk sekitar dari kegiatan pariswisata.
Sebaran terumbu karang banyak ditemukan di bagian tengah wilayah Indonesia seperti di Sulawesi, Bali, Lombok, dan Papua.
Konsentrasi terumbu karang juga ditemukan di Kepulauan Riau, pantai barat dan ujung barat Sumatra.
Nah, itulah dia ringkasan materi jenis sumber daya kelautan dalam modul Geografi Kelas XI KD 3.3 dan 4.3.
Baca Juga: Jawaban Pengertian Pertumbuhan Ekonomi, Kelas XI SMA Materi Ilmu Pengetahuan Sosial
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR