Ini berarti, orangtua harus punya konsep bahwa makan bukan suatu hal yang menyiksa bagi anak, melainkan menyenangkan dan menghibur.
Namun, jangan terlalu menghibur karena bisa-bisa anak malah enggak makan tapi main terus.
Misalnya, ia boleh pegang sendok atau piringnya sendiri, meski meja atau lantai jadi kotor, tak masalah. Justru Moms harus siap dengan kekotoran itu karena itulah batita.
Beri kepercayaan pada Si Kecil untuk makan sendiri.
Anak yang terlalu sering disuapi dan tak belajar makan sendiri, cenderung mengemut makanan karena ia biasa "dikomando" dan akan menunggu komando menelan sebelum sendok berikut diberikan.
Disuapi terus-menerus juga membuat anak jadi pasif dan tak belajar mengukur seberapa lama ia membutuhkan waktu untuk menelan makanannya.
Libatkan anak dalam pemilihan menu.
Apalagi, jika usianya menjelang 3 tahun, biasanya anak sudah bisa ditanya, "Mau makan apa?" atau "Kamu ingin Bunda/Ayah bikin apa buatmu hari ini?"
Hingga, anak merasa diikutsertakan dalam menentukan jenis masakan hari itu dan ia mestinya juga lebih bersemangat untuk memakan makanan pilihannya.
Buatlah makanan yang bervariasi, baik dari segi rasa maupun bentuk.
Jika perlu, hias makanan itu hingga bisa membantu anak untuk bereaksi positif terhadap makanan.
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR