Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Erlina Burhan mengatakan, gejala yang ditimbulkan oleh subvarian XBC dan XBB ini umumnya sama dengan subvarian Omicron yang lain.
"Ada kemungkinan ada gejala berat, gejala dari varian delta mungkin terjadi. Tapi, kita belum tahu. Belum ada bukti ilmiahnya apalagi indonesia belum ada kasus (XBC). Hingga saat ini, masih dinyatakan mirip dengan Omicron yang lain," kata Erlina Kamis (3/11/2022) dikutip dari Kompas.com
Erlina menyebutkan gejala yang timbul akibat terinfeksi subvarian XBC adalah demam, batuk, lemas, sesak, nyeri kepala, pilek, mual, muntah, diare, dan nyeri tenggorokan.
Gejala berat yang mungkin timbul adalah anosmia dan ageusia yang merupakan gejala khas varian delta.
Sementara itu, XBB sudah masuk di Indonesia dengan jumlah kasus yang dikonfirmasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebanyak 4 kasus.
Erlina menjelaskan bahwa subvarian XBB pertama kali ditemukan pada Agustus 2022 di India.
Data WHO menyebutkan, sejak 17 Oktober 2022, XBB sudah dilaporkan ada di 26 negara, seperti Australia, Bangladesh, Denmark, India, Jepang, dan Amerika Serikat.
Menurut observasi dari negara yang sudah terdapat XBB, penularannya dianggap sama dengan varian lain yang ada.
XBB merupakan subvarian yang predominan di Singapura, mencapai hingga 54 persen kasus pada minggu kedua Oktober 2022, yang pada minggu sebelumnya hanya 22 persen.
Sementara itu, negara yang sudah melaporkan adanya XBC adalah Inggris dan Filipina. Kasus XBC di Filipina sudah mencapai 193 kasus.
Sejauh ini, gejala XBB tampaknya mirip dengan gejala COVID-19 pada umumnya. Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), itu dapat mencakup:
Baca Juga: Omicron Varian XBB Sudah Masuk ke Indonesia, Apakah Cepat Menular?
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR