Nakita.id - Banyak orangtua kebingungan dengan jam tidur bayi, terutama pada bayi baru lahir.
Jam tidur bayi yang berantakan pun berimbas pada waktu tidur orangtua menjadi kacau dan bisa menyebabkan kurang istirahat.
Padahal mengasuh bayi membutuhkan energi sehingga orangtua harus mendapatkan istirahat yang cukup.
Agar tak kerepotan menghadapi jam tidur bayi, maka sebaiknya Moms mencoba untuk membentuk rutinitas tidur anak.
Sebab, pola tidur anak pada dasarnya harus diciptakan orangtua.
Artinya, orangtualah yang mengatur kapan si anak harus tidur dan bangun.
Umumnya, kebutuhan tidur batita dalam sehari antara 10-12 jam. Jumlah ini sudah termasuk tidur siang sekitar 2-2,5 jam.
Tidur siang sangat berguna untuk mengembalikan energi anak setelah sejak pagi beraktivitas.
Dengan cadangan energi yang cukup, ia diharapkan bisa menyerap stimulasi yang diberikan secara lebih baik.
Yang jelas, kebutuhan tidur harus terpenuhi agar anak tumbuh dengan baik.
Nah, agar anak mau tidur, orangtua harus menciptakan lingkungan yang mendukung. Antara lain:
Sebelum tidur, perut anak harus kenyang. Orang kenyang biasanya gampang mengantuk karena aktivitas darah terpusat ke pencernaan sesudah ia makan, sehingga otak kekurangan oksigen.
Buatlah ritual sebelum masuk ke kamar tidur, yaitu sikat gigi, cuci kaki dan tangan, buang air kecil, serta mengganti pakaian dengan baju tidur.
Suasana kamar harus cukup temaram, tidak gelap tapi juga tidak terang.
Alunkan musik penenang, semisal musik klasik atau rohani, maupun rekaman-rekaman suara yang menenangkan seperti air terjun, ombak, dan lainnya.
Lingkungan di luar kamar pun harus mendukung; teve dimatikan dan anggota keluarga yang lain juga masuk ke kamar masing-masing.
Bila memang diperlukan atau anak memintanya, buatlah semacam kebiasaan "upacara" sebelum tidur.
Misal, setiap mau tidur, ia mesti dibacakan cerita, mengucapkan selamat tidur bagi para bonekanya dan lainnya.
Pertama-tama siapkan kamar anak sesuai seleranya, bukan selera orangtua.
Ingat, yang tidur di kamar itu adalah si anak, bukan orangtua. Kemudian ajak ia menghias kamarnya bersama-sama semisal dengan gambar-gambar kesukaannya dan mainan favoritnya.
Siang hari ajaklah anak bermain dan tidur di kamarnya. Secara bertahap terangkan bahwa kamar itu adalah kamarnya.
Selanjutnya, minta anak agar mau tidur sendiri di kamarnya. Awalnya pasti ia takut. Orangtua boleh menemaninya.
Baca Juga: Masalah Tidur Anak Jangan Dianggap Sepele, Ini Cara Mengatasinya Supaya Si Kecil Cukup Tidur
Setelah Si Kecil terlelap, barulah ditinggal. Namun sebelum tidur, anak harus diberitahu bahwa orangtua akan meninggalkannya setelah ia lelap.
Sebaiknya, antara kamar anak dan orangtua diberikan pintu penghubung dan biarkan terbuka agar anak masih dapat melihat orangtuanya.
Selain itu orangtua harus siap siaga kapan pun anak membutuhkan, karena inti dari mengajari anak tidur sendiri bukan semata-mata untuk kenyamanan orangtua melainkan untuk kepentingan anak menjadi mandiri.
Baca Juga: Oleskan Lidah Buaya ke Kulit Sebelum Tidur, Bikin Kulit Putih Cerah Saat Bangun Esok Pagi
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR