Dilansir dari The Royal Children’s Hospital, kepala bayi peyang terjadi karena tulang kepala bayi yang baru lahir tipis dan lentur, sehingga kepalanya lunak dan mudah berubah bentuk.
Ini terjadi ketika bayi telentang dalam waktu yang lama dalam satu posisi. Tidak hanya saat tidur, tetapi juga ketika berada di gendongan, ayunan, hingga kursi goyang.
Kurangnya waktu tummy time juga dapat menjadi penyebab kepala bayi peyang.
Ini membantu bayi menguasai tonggak dasar seperti mengangkat kepala, membalik, duduk, dan merangkak.
Bayi prematur lebih cenderung memiliki kepala yang rata. Tengkorak mereka lebih lunak daripada bayi cukup bulan.
Mereka juga menghabiskan banyak waktu telentang tanpa dipindahkan atau digendong karena kebutuhan medisnya, seperti tinggal di unit perawatan intensif neonatal (NICU).
Sindrom kepala datar bahkan bisa dimulai sebelum lahir jika ada tekanan pada tengkorak bayi dari panggul ibu atau kembarannya.
Faktanya, banyak bayi dari kelahiran kembar lahir dengan kepala yang memiliki kepala peyang.
Kepala bayi peyang juga disebabkan oleh otot leher yang kencang yang membuat bayi sulit menoleh.
Dilansir dari Kids Health, kondisi leher ini disebut tortikolis. Karena sulit memutar kepala, bayi cenderung mempertahankan posisi kepala yang sama saat berbaring.
Kondisi di mana otot leher tegang atau tidak seimbang, memiliki kelainan bentuk tengkorak. Bayi yang menderita tortikolis juga membutuhkan terapi fisik.
Baca Juga: Haruskah Moms Khawatir? Penelitian Sebut Kondisi Kepala Bayi Peyang Bisa Berakibat Seperti Ini
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR