"Tentu ada zat yang bisa tumpang tindih.
"Contohnya lidah buaya, bisa dimakan dan bisa buat skincare, tapi itu kan ada ekstraknya.
"So, MSG dibuat dengan komponen seperti itu gunanya untuk memasak," jelas Dr. Margaretha mengutip dari Kompas yang melansir dari Antara.
Ia menyampaikan bahwa secara teori, micin tidak bisa menembus permukaan kulit.
Molekul yang terdapat di dalam micin cukup besar sehingga tidak bisa meresap ke kulit.
Ia juga menjelaskan bawa akan ada risiko potensi iritasi apabila micin dipakai untuk masker memutihkan wajah.
"(Micin) tidak diformulasikan untuk kulit. Kalau pun ada zat aktif, itu tidak bisa menembus kulit karena molekulnya besar.
"Apabila micin dosis tinggi dibalurkan ke wajah, kulit bisa jadi iritasi, meradang, memerah, dan bekasnya jadi hitam," jelasnya.
Dr. Margaretha mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati dalam mengikuti tren yang beredar di media sosial.
Publik seharusnya berhati-hati sebelum sembarangan menjajal tren skincare alternatif yang viral di media sosial.
Ia menyarankan agar publik mempercayai tips dari ahli atau konten dari sumber yang kredibel dan bisa dipertanggungjawabkan.
Baca Juga: Cara Memutihkan Kulit dengan Masker Beras, Cara Alami yang Berkhasiat
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR