Nakita.id - Apakah Moms tahu tentang kehamilan ektopik?
Kehamilan ektopik adalah nama medis dari kehamilan di luar kandungan.
Seperti kita tahu, kehamilan normal dimulai saat sel telur bertemu dengan sel sperma.
Setelah pembuahan terjadi, sel telur yang dibuahi ini menempel di dinding rahim.
Tapi pada kasus hamil di luar kandungan, hasil pembuahan tidak bisa mencapai rahim atau macet dan menetap di saluran telur atau tempat lainnya dalam perut Moms.
Sebut saja di leher rahim, dalam rongga perut atau di indung telur.
Otomatis, janin memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk dapat bertahan hidup.
Biasanya kehamilan di luar kandungan hanya bertahan 5—10 minggu.
Kehamilan seperti ini tidak bisa diselamatkan sehingga sering terjadi keguguran.
Namun, pada sejumlah kondisi kecil, contoh pada kehamilan abdominal.
Ada juga janin yang bisa bertahan hingga masa persalinan dan persalinannya dilakukan dengan cara sesar.
Baca Juga: Apakah Perbedaan Kehamilan Ektopik dengan Kehamilan Normal?
Melansir dari NHS, kehamilan ektopik sayanngnya tidak bisa diselamatkan.
Ini karena embrio atau janin di dalam kandungan tidak bisa berkembang.
Pengobatan yang bisa dilakukan pada kehamilan ektopik adalah pengangkatan embrio sebelum menjadi terlalu besar.
Ada tiga pengobatan ketika Moms mengalami kehamilan ektopik.
1. Manajemen Harapan
Kondisi Moms akan dipantau untuk melihat apakah tindakan lebih jauh diperlukan.
2. Obat
Moms akan diberikan obat bernama methotrexate yang digunakan untuk menghentikan perkembangan janin.
3. Operasi
Operasi digunakan untuk mengangkat kehamilan, biasanya diikuti denan tuba falopi yang terkena.
Baca Juga: Mengenal Lebih dalam Kehamilan Ektopik dan Penyebabnya
1. Pendarahan vagina, lebih berat atau lebih ringan
2. Gejala gastrointestinal seperti :
- Sakit dan kram perut.
- Diare berair, namun tidak bercampur darah (infeksi yang terjadi mungkin lebih parah jika diare sudah bercampur darah).
- Mual dan muntah.
- Nafsu makan menurun.
- Penurunan berat badan.
- Sering berkeringat dan kulit menjadi lembap.
3. Kelemahan, pusing, atau pingsan
4. Demam dan gangguan penglihatan
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR