Meski begitu, mengalami kehamilan ektopik bukan berarti seorang wanita tidak dapat hamil lagi dan akhirnya melahirkan bayi yang sehat serta cukup bulan.
Namun, Dr. Baras menyampaikan bahwa ada kemungkinan untuk mengalami kehamilan ektopik tambahan setelah mengalami sebelumnya.
"Ada kemungkinan 10 persen hal itu (kehamilan ektopik) akan terjadi lagi setelah kehamilan ektopik pertamanya. Kemudian, ada kemungkinan 25% akan terjadi lagi setelah (kehamilan ektopik) yang kedua," papar Dr. Baras.
Melansir dari WebMD, penyebab kehamilan ektopik masih belum diketahui sampai sekarang.
Namun, diduga adanya kerusakan pada tuba fallopi menjadi salah satu faktornya.
Selain itu, Moms dengan kondisi-kondisi berikut juga bisa meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik.
- Memiliki penyakit radang panggul
- Terpapar asap rokok
- Berusia lebih dari 35 tahun
- Menderita infeksi menular seksual (IMS)
- Memiliki luka dari operasi panggul
Baca Juga: Apakah Perbedaan Kehamilan Ektopik dengan Kehamilan Normal?
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR