Tabloid-Nakita.com - Masuk trimester 3, coba perhatikan perut Mama. Bila terlihat sangat besar padahal Mama tidak sedang hamil janin kembar, bisa jadi Mama mengalami kembar air (polihidramnion).
Kembar air disebabkan kondisi volume air ketuban yang berlebih. Pada kondisi ini, perut ibu hamil tampak sangat besar dibandingkan ibu hamil lain dengan usia kehamilan yang sama. Akibatnya, ibu hamil kerap mengeluh sesak napas. Ibu hamil juga cepat merasa capek kala melakukan aktivitas lantaran bobot yang semakin berat. Kaki pun sering bengkak-bengkak. Gerakan janin di trimester 3 yang biasanya mudah terlihat dan teraba, juga tak ditemukan.
Diagnosis kembar air ditegakkan hanya dengan satu cara, yaitu melalui pemeriksaan USG (ultrasonografi). Jadi, bukan dengan cara mengukur besarnya perut, apalagi membanding-bandingkan dengan kehamilan orang lain ya, Mam. Deteksi kembar air biasanya dilakukan dokter saat ibu hamil mulai masuk kehamilan trimester 3 (mulai minggu ke-29).
Saat melakukan pemeriksaan rutin, dokter akan langsung melakukan pengukuran pada empat kuadran perut dengan posisi tegak lurus. Dari cara pemeriksaan tersebut, jika indeks air ketuban atau indeks cairan amnion (ICA) rata-rata 10, berarti normal. Kurang dari itu berarti air ketuban kurang, sementara diagnosis polihidramnion jika ICA di atas 25.
Mengapa pemeriksaan tersebut baru bisa dilakukan pada trimester 3? Tak lain karena pengukuran empat kuadran itu sendiri memang baru bisa dilakukan di trimester 3. Di samping itu, jumlah air ketuban pada trimester 1 dan 2 masih terlalu sedikit untuk diukur.
Sinyal kelainan bayi
Adapun penyebab terjadinya kembar air, hingga sekarang masih dalam penelitian. Akan tetapi, beberapa pendapat menyebutkan, kembar air terjadi dikarenakan kelainan yang dialami janin. Janin yang mengalami anensefalus (tidak memiliki tempurung kepala) akan menyebabkan cairan otaknya keluar. Hal ini tentu membuat volume air ketuban bertambah.
Begitu pula bila janin mengalami atresia esofagus (tidak dapat menelan air ketuban). Nah, karena tak bisa menelan air ketuban—yang seharusnya dapat dilakukan oleh janin selama berada di dalam rahim—sementara air ketuban terus diproduksi maka volumenya terus bertambah di dalam rahim.
Jadi, kembar air itu sebenarnya sebuah pertanda adanya masalah pada bayi yang dikandung, seperti: adanya kelainan pada susunan saraf pusat (anensefalus) atau kelainan saluran pencernaan (atresia esofagus) tadi. Selain itu, ibu hamil yang mengalami diabetes militus kehamilan juga bisa mengalami polihidramnion.
Narasumber: dr. Caroline Tirtajasa, SpOG(K), Spesialis Kebidanan & Kandungan Konsultan, Subspesialis Fertility & Hormon Reproduksi, Ahli Bedah Laparoskopi, Kiel, Jerman, Omni Hospital Pulomas
(Gazali Solahuddin)
Lewat Ajang Bergengsi Pucuk Cool Jam 2024, Teh Pucuk Harum Antar Anak Indonesia 'Bawa Mimpi Sampai ke Pucuk'
KOMENTAR