Tabloid-Nakita.com – Mama biasa mengalami perubahan mood setelah si kecil lahir. Perubahan ini disebabkan oleh hormon yang turut berubah setelah anak lahir. Ternyata, perubahan ini tidak hanya terjadi pada Mama saja lo. Perubahan mood ayah setelah anak lahir ini biasa disebut dengan Paternal Postnatal Depression (PPD).
Baca juga: Istri yang hamil, kok suami yang muntah?
Perubahan mood ini bisa berupa depresi dan menimbulkan kecemasan tersendiri. Para peneliti dan psikolog sebenarnya belum secara pasti mengetahui penyebab dari perubahan mood ini. Perubahan ini sendiri sering dialami oleh ayah pada setahun awal memiliki anak. Selain itu, pria yang memiliki riwayat depresi dan kecemasan akan lebih mudah mengalami perubahaan mood.
Sebuah penelitian memperkirakan bahwa 10% ayah baru dan 14% ayah yang sudah memiliki anak pasti mengalami PPD. Sindrom ini biasanya terjadi ketika bayi berusia 3 hingga 6 bulan. PPD sendiri juga tidak memiliki gejala-gejala khusus yang mudah untuk diidentifikasi. Secara umum, Papa yang mengalami sindrom ini akan sering merasa cemas, kosong, mudah tersinggung dan cepat marah.
Baca juga: Cara suami menjaga mood istri saat hamil
Gejala yang sudah dalam tahap lanjut biasanya berupa membenci diri sendiri, merasa khawatir terutama dalam hal finansial keluarga serta menarik diri dari pergaulan. Sindrom ini juga memengaruhi fisik Papa seperti sakit punggung, sakit kepala, gangguan pencernaan hingga gangguan seksual. “Memiliki bayi memang waktu yang menegangkan bagi setiap orang,” ujar Christina Hibbert, psikolog di Arizona.
Lalu, bagaimana mengatasi perubahaan mood ayah setelah anak lahir? Komunikasi menjadi kunci penting untuk mengatasi hal ini. Jika Mama merasa gejala perubahan mood muncul dalam diri Papa, ajak ia bicara agar ia jujur mengenai apa yang dirasakan. Mama juga bisa berbagi kekhawatiran yang juga Mama rasakan. Dalam hal ini, Mama dan Papa butuh usaha keras dan keberanian biasa.
Baca juga: Sering mood swing saat hamil
Jika merasa tidak mampu mengatasi sendiri, tak ada salahnya mengunjungi psikolog. Kadang, terapi khusus memang dibutuhkan untuk mengobati sindrom ini. Terapi yang biasa digunakan ialah berdiskusi dengan ayah yang mengalami hal yang sama. Mengambil waktu sendiri dan menenangkan diri juga dapat mengatasi perubahan mood.
(Niken/Psychology Today)
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR