Dengan kinerja pasar saham yang tidak merata, emas bisa menjadi alternatif yang mantap dan bisa diandalkan.
"Kenaikan inflasi atau ekspektasi inflasi meningkatkan minat investor untuk membeli emas dan, karenanya, menaikkan harganya; sebaliknya, disinflasi atau penurunan ekspektasi inflasi justru sebaliknya," Federal Reserve Bank of Chicago menjelaskan.
"Inflasi terjadi ketika nilai dolar atau mata uang lain menurun, biasanya karena pemerintah mencetak terlalu banyak uang," catat laporan Money.com.
"Sebaliknya, emas dianggap berharga selama ribuan tahun, dan pasokannya ditentukan oleh kemampuan penambang untuk menariknya dari tanah," imbuhnya.
Karena kemampuan emas untuk membantu inflasi, dan kualitasnya yang unik, emas dianggap sebagai cara yang dapat diandalkan untuk mendiversifikasi portofolio.
Investasi tidak boleh semuanya untuk emas, tetapi sebagian dari portofolio bisa mendapatkan keuntungan dari terikat pada logam mulia.
Alih-alih mengikat semua uang dalam satu jenis investasi, Moms dapat menyebarkan rasio risiko dan imbalan dengan memasukkan sebagian dalam bentuk emas.
Hal ini bertujuan untuk membantu mengelola risiko dan pengembalian investasi dengan lebih baik.
Jika bingung, Moms bisa berkonsultasi pada penasihat keuangan terlebih dahulu tentang berapa banyak emas yang harus dibeli.
Emas sering dianggap sebagai investasi yang dilakukan orangtua.
Tapi, itu sebenarnya bisa bermanfaat bagi investor yang lebih muda juga.
Baca Juga: Update Harga Emas Menjelang Akhir Tahun Hari Ini, Minggu 25 Desember 2022
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR