Nakita.id - Kasus pembunuhan berantai Bekasi Cianjur saat ini menjadi bahan perbincangan.
Aksinya begitu sadis dan bengis karena sebagian besar korbannya adalah keluarga sendiri, baik anak maupun istri sendiri.
Padahal, keseharian pelaku dikenal sangat baik, sopan, dan mudah bergaul dengan lingkungannya.
Bahkan, salah satu pelaku dikenal sering pergi beribadah di mesjid.
Namun, apa yang terlihat di luar kadang tidak sesuai dengan apa yang dilakukan sebenarnya.
Ketiga pelaku dikenal sadis, kejam, dan tak pandang bulu terhadap para korbannya.
Berikut kronologisnya yang kami rangkum dari berbagai sumber:
Tak ada yang menyangka kalau suara rintihan ini menjadi awal terbongkarnya kasus pembunuhan yang melibatkan tiga orang lelaki ini.
Awalnya warga di Ciketing Udik, Bantar Gebang, Bekasi kaget dengan suara rintihan yang datang dari sebuah rumah.
Saat diselidiki dan masuk ke dalamnya, terdapat dua orang tergeletak lemas di ruang depan rumah dengan mulut berbusa.
Setelah dilihat ruangan lainnya, ada 3 korban lainnya menunjukkan gejala sama, lemas dan mulut berbusa.
5 korban yang menjadi korban racun itu antara lain Ai Maimunah (40) dan NR (5) (perempuan); serta Ridwan Abdul Muiz (23), Muhammad Riswandi (17), dan Muhammad Dede Solehudin (34) (laki-laki).
Ai Maimunah, Ridwan Abdul Muiz, dan Muhammad Riswandi dinyatakan meninggal.
Sedangkan NR dan Muhammad Dede Solehudin dinyatakan selamat dan menjalani perawatan rumah sakit.
Belakangan, Muhammad Dede Solehudin dinyatakan terlibat dalam pembunuhan dan dijadikan tersangka.
Hasil penyelidikan polisi, 5 orang yang ditemukan dengan mulut berbusa dan lemas itu bukan keracunan, melainkan diracun.
Pelaku mencampurkan racun, yaitu racun tikus dan pestisida kepada minuman kopi yang dibuatnya.
Beberapa korban sempat menenggak kopi beracun yang disuguhkan pelaku itu hingga lemas dan tak sadarkan diri.
Selain itu, dua mayat yang ditemukan bukan suami istri (Ai Maemunah dan Ridwan), tapi ibu dan anak. Wowon pun sebagai suami korban diburu.
Berbekal dengan data dan informasi yang didapat, polisi pun langsung mengejar Wowon.
Polisi pun mengejar dan melakukan penangkapan pada Wowon.
Saat ditangkap, Wowon menggunakan baju dan tak melakukan perlawanan.
Dari situlah kasus pembunuhan berantai terungkap.
Nah, berbekal pengakuan dari Wowon, polisi bergerak ke Cianjur ditemani pelaku, lalu menggali tiga makam yang berada di kecamatan berbeda dengan korban keracunan, polisi menemukan tiga jenazah warga menduga mantan istri dan mertua Wowon.
Kapolda Metro Jaya, Fadil Imran mengungkapkan, pelaku ingin menguasai harta korban.
Mereka melakukan aksi tipu-tipu layaknya dukun yang katanya dapat menggandakan kekayaan korban dengan cara supranatural.
Para korban yaitu Siti dan Farida percaya dan rela menyerahkan aset berharganya untuk digandakan.
Celakanya, para korban marah karena kekayaan yang dijanjikan tak juga didapat, malah harta korban yang diberikan tak jelas rimbanya.
Para pelaku itu pun kalap dan membunuh korban.
Dua korban pertama yang dibunuh adalah para TKW, yaitu Siti dan Farida.
Sayangnya, pembunuhan Siti dan Farida ini mengawali pembunuhan berikutnya, yaitu keluarga pelaku sendiri.
Konon, istri, mertua, anak, dan anak tiri itu dibunuh para pelaku karena mereka sudah mengetahui aksi dan perilaku jahat mereka.
Mereka tak mau aksi kejam mereka terbongkar hingga para saksi itu pun ikut dibunuh.
Kulkas Side by Side New Belleza 4 Pintu dari Polytron, Dirancang Khusus untuk Dukung Tren Gaya Hidup Modern
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |