Nakita.id - Kasus pembunuhan berantai Cianjur Bekasi terus mengungkap fakta baru.
Salah satunya adalah motif pelaku yang diduga memasukkan racun ke dalam sachet kopi merek terkenal sehingga para korban tak curiga.
Pembunuhan berantai mirip kasus Ryan Jombang ini menjadi populer setelah masyarakat di Ciketing Udik, Bantar Gebang, Bekasi mendengar rintihan dari seseorang di sebuah rumah.
Saat dilihat, ada lima orang yang mengalami lemas dengan mulut penuh busa hingga diduga menjadi korban keracunan.
Mereka pun langsung melaporkannya kepada aparat kepolisian.
Hasil dari penyelidikan kepolisian meenghasilkan fakta mengejutkan, mereka bukan keracunan, melainkan korban tindakan kriminal yaitu diracun.
Total ada 5 korban dengan 3 orang tewas diracun dan dua masih bisa diselamatkan dan masih menjalani perawatan. Nah, 5 korban yang menjadi korban racun itu antara lain Ai Maimunah (40) dan NR (5) (perempuan); serta Ridwan Abdul Muiz (23), Muhammad Riswandi (17), dan Muhammad Dede Solehudin (34) (laki-laki). Ai Maimunah, Ridwan Abdul Muiz, dan Muhammad Riswandi dinyatakan meninggal. Sedangkan NR dan Muhammad Dede Solehudin dinyatakan selamat dan menjalani perawatan rumah sakit.
Belakangan, Muhammad Dede Solehudin dinyatakan terlibat dalam pembunuhan dan dijadikan tersangka.
Selain Bekasi, ditemukan juga 5 korban tewas di Cianjur, juga 1 orang lagi di Garut. Dengan begitu, jumlah total korban mencapai 9 orang.
Dari beberapa penyelidikan dan keterangan, ternyata ada juga korban yang selamat dari pembunuhan di Cianjur padahal diduga sudah minum racun tersangka.
Sosok itu bernama Ujang, yang tak lain adalah tetangga Solihin (salah satu pelaku pembunuhan) yang berlokasi di warga Kampung Babakan Mande, Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Dilansir Nakita.id dari channel youtube kompas.tv, kepada wartawan Ujang mengungkapkan kronologis penemuan kopi beracun dari para pelaku yang terjadi pada Jumat (13/1).
Kejadian itu bermula saat tetangga Ujang menemukan bungkus kopi sachet di depan rumah Ujang, lalu tetangga itu meminta istri Ujang untuk mengambilnya.
Ujang dan istri sendiri saat ini membuka usaha warung kelontongan di depan rumahnya.
"Ada yang nemu, terus dibawa istri. Kata yang nemu suruh pindahin, takutnya ada yang beli, jatuh," ungkapnya.
Akhirnya sang istri meletakkan kopi sachet merek terkenal itu di meja warung, kemudian Ujang yang melihatnya langsung mengambil dan menyeduhnya.
"Habis Magrib, saya lihat kopi, langsung saya sambil dan diseduh," ungkapnya.
Menurut ujang, kopi sachet itu masih tertutup rapat. "Cuman pas dibuka sama saya enggak susah," ungkapnya
Saat dicoba, ternyata rasa kopi itu tidak enak.
"Pas dicoba lagi satu kali lagi, rasanya enggak enak. Langsung saya buang," ucapnya.
Usai dibuang, Ujang duduk menonton televisi dan kemudian merasa pusing.
"Enggak lama kemudian, enggak lama sama sekali, langsung terjadi kepala saya pusing, terus tangan sakit, kaki sakit," tuturnya.
Ujang juga merasakan degup jantungnya berdebar kencang. "Mulut juga berbudah-budah (berbusa), napas juga enggak kuat, hampir saya (meninggal)," tuturnya.
Gara-gara peristiwa itu, Ujang dirawat empat hari di rumah sakit.
Masih kata Ujang, keracunan yang dialaminya terjadi pada beberapa hari sebelum dua pembunuh berantai Bekasi-Cianjur, Wowon dan Solihin, ditangkap polisi.
"Malam Sabtu. Iya (sebelum Wawan dan Solihin ditangkap)," terangnya.
Asal tahu saja, Solihin dan Wowon diringkus polisi pada Selasa (17/1/2023) dini hari.
Keduanya diringkus polisi karena menjadi pelaku pembunuhan satu keluarga di Bantargebang, Kota Bekasi.
Selepas penangkapan tersebut, Ujang syok. Kecurigaannya semakin bertambah.
Sebelumnya pun, Ujang sempat menaruh curiga terhadap Solihin.
"Iya, kecurigaan saya semakin kuat. Terus terang saja (kecurigaan) saya semakin kuat. Emang kebanyakan orang-orang sini bilang begitu, (pembunuhan di Bekasi) dari kopi-kopi gitu," jelasnya.
Menurut penyelidikan polisi, tiga anggota keluarga di Bantargebang tewas usai meminum kopi beracun.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |