Tabloid-Nakita.com – Semua ibu pasti mengetahui bahwa hamil akan berdampak pada kenaikan berat badan. The Centers for Disease Control and Prevention di Amerika memperkirakan, 47% perempuan mengalami kenaikan berat badan tidak normal selama kehamilan. Namun, sebanyak 48% ibu hamil justru melakukan diet dengan membatasi kalori serta tetap melakukan olahraga. Apa risiko diet saat hamil?
Rebecca Scritchfield, seorang ahli gizi di Washington D.C., mengatakan, ibu hamil sebenarnya mengetahui risiko yang harus diambil ketika seseorang melakukan diet. “Namun, ketakutan akan berat badan yang naik selama hamil membuat para ibu berani mengambil risiko meskipun membahayakan,” ujarnya. Bahkan, para ibu yang lebih fokus pada berat badannya akan takut memiliki anak.
Baca juga: Perlukah Ibu Hamil Diet Kolesterol?
Mama perlu mengetahui bahwa ketika hamil seorang wanita menghadapi risiko lebih tinggi pada kerusakan tulang dan otot, kekurangan vitamin dan mineral, hingga mengalami kelelahan. Jika seorang ibu tidak cukup makan serta berolahraga terlalu ekstrim, janin sangat berisiko mengalami perlambatan pertumbuhan. Janin dapat berisiko lahir dengan berat badan rendah serta tidak tumbuh secara normal.
Perlambatan pertumbuhan janin juga berisiko masalah pada persalinan sehingga membutuhkan persalinan caesar. Setelah lahir, bayi bisa saja dirawat di NICU karena mengalami kesulitan saat bernapas. Bayi juga berisiko memiliki masalah dengan perkembangan otak dan cacat intelektual. Sebuah studi yang dilakukan di Inggris menemukan bahwa wanita yang tidak cukup kalori saat hamil justru berisiko punya anak obesitas di kemudian hari.
Baca juga: Ibu Hamil Boleh Berdiet?
Bahkan, sebuah studi dari American Journal of Public Health menemukan, bayi yang lahir dari ibu yang tidak cukup kalori saat hamil kemungkinannya untuk meninggal pada tahun pertama lebih besar dibandingkan dengan wanita yang gizinya cukup. Melihat bahaya diet saat hamil ini, tampaknya Mama harus mempertimbangkan lagi ke mendesak-tidaknya kebutuhan ini. Kemudian, pertimbangkan pula untuk menjalankan pola makan dengan gizi seimbang.
Scritchfield mengatakan, mengatur mood yang baik menjadi cara ampuh untuk mengendalikan berat badan ketika hamil. Mama perlu mengatur rasa khawatir serta stres yang timbul akibat perubahan hormon selama kehamilan. Perubahan hormon itulah yang menjadi pemicu nafsu makan Mama yang bertambah. Mama tetap harus makan dengan gizi seimbang serta berolahraga sewajarnya.
Ketika hamil, Mama harus memerhatikan pula janin yang ada di dalam kandungan. Ingat bahwa apa yang Mama lakukan selama kehamilan juga berdampak jangka panjang bagi anak. Tetap menerapkan pola makan dengan gizi seimbang akan tetap menjaga berat badan Mama tidak naik secara siginifikan dan membuat Mama dan janin tetap sehat.
(Niken/Fox News)
Terancam Jadi Tersangka, Vadel Badjideh Bersumpah Tak Lakukan Apapun pada Anak Nikita Mirzani
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR