Tabloid-Nakita.com - Di usia 6 bulan, si kecil sudah bisa mulai mengonsumsi MPASI untuk menambah asupan gizinya. Jenis MPASI seperti apa yang sebaiknya diberikan?
Kita mengenal tiga macam MPASI: MPASI instan pabrikan, produksi rumahan, dan MPASI buatan sendiri. Salah satu, salah dua, atau ketiganya bisa kita berikan. Yang penting Mama paham, dari soal kualitas bahan makanan, kandungan gizi, dan sudah pasti tingkat kebersihannya.
MPASI instan pabrikan alias MPASI yang difortifikasi, seperti bubur atau biskuit bayi, bisa menjadi pilihan untuk memenuhi kebutuhan zat besi. Jenis ini aman dikonsumsi sejak bayi berusia 6 bulan, karena diproduksi sesuai dengan standar pembuatan makanan yang dikeluarkan WHO.
Di dunia industri, pembuatan makanan diatur oleh The Codex Alimentarius Commission. Lembaga yang dibuat FAO (Food and Agriculture Organization) dan WHO ini, sejak tahun 1963 menetapkan standar pembuatan, keamanan, bahkan pengaturan cara berpromosi, distribusi, termasuk pengangkutan massal (transportasi) MPASI instan pabrikan. Standar dan aturan ini berlaku dan dipatuhi dunia internasional.
The Codex Alimentarius mengatur, makanan bayi yang diproduksi massal tidak boleh menggunakan pengawet dan zat aditif berbahaya. Kalaupun ada zat aditif, seperti garam dan gula, maka diatur ketat. Misal, kadarnya tidak boleh berlebihan. Standardisasi Codex ini pulalah yang menjadi salah satu acuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mengeluarkan izin.
Karenanya, sebelum membeli produk MPASI instan, Mama pastikan dulu tercantum atau tidaknya izin BPOM di kemasan. Jangan lupa simak tanggal kedaluwarsa, bahan, kandungan gizi, dan cara pengolahannya.
Nah, jika mau membeli MPASI instan produksi rumahan, Mama mestinya juga harus memerhatikan apakah produk tersebut memenuhi standar yang sama dengan yang dimiliki produk pabrikan. Tapi repotnya, tak semua produk rumahan mencantumkan standardisasi yang ditentukan WHO dan Codex. Kalau ketemu yang seperti itu, minimal Mama yakin dari bahan baku, pengolahan, penghidangan, hingga siap santap harus terjamin tingkat kebersihan, kematangan, dan gizi yang dikandungnya. Perhatikan pula apakah wadahnya sudah memenuhi standar kesehatan dan foodgrade.
Jika Mama sempat, sajikan MPASI buatan sendiri. Sebab, kita bisa menjaga kebersihan, kualitas bahan makanan, dan cara mengolah yang baik agar kandungan gizi tak berkurang. Nah, saat memilih pendamping hidup, Mama terbukti tak salah. Mestinya begitu juga dalam memilih makanan pendamping ASI buat si kecil, Mama pasti lebih cerdas lagi.
Narasumber: Dr. Jenni Mgizi, SpGK RS Grha Kedoya, Jakarta Barat
(Gazali Solahuddin)
Belajar dari Viralnya Anggur Muscat, Ini Cara Cuci Buah yang Benar untuk Hilangkan Residunya
KOMENTAR