Melansir dari Thomps on Tee, ada dua jenis kelenjar keringat di tubuh kita, yaitu ekrin dan apokrin.
Kelenjar ekrin menghasilkan keringat yang tidak berbau untuk mencegah tubuh dari kepanasan. Sementara, kelenjar apokrin terus-menerus mengeluarkan keringat, apalagi jika muncul emosi seperti ketakutan, kegugupan, dan kegembiraan.
Pada anak perempuan berusia antara 8-13 tahun dan laki-laki antara 9-15 tahun, hormon pubertas merangsang kelenjar keringat apokrin di ketiak dan area genital.
Keringat apokrin adalah cairan putih seperti susu yang mengandung protein dan lipid yang menjadi makanan bakteri dan melepaskan bau tak sedap di badan.
Sebanyak tiga juta kelenjar apokrin aktif selama masa pubertas. Akibatnya, anak pun berkeringat lebih banyak daripada sebelumnya.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa keringat berlebih kerap muncul pada anak karena kelenjar apokrin dan stres.
Keringat berlebihan pada remaja umumnya mereda pada akhir masa pubertas. Untuk perempuan, berhenti di usia 14 tahun, sedangkan laki-laki di usia 16 tahun.
Namun, perlu Moms ketahui bahwa pubertas pada anak terjadi secara bertahap dan berbeda untuk setiap orang.
Apabila Si Kecil mengalami bau badan dan keringat berlebih, sebaiknya Moms segera lakukan hal berikut.
Menyimpan pakaian ekstra sangat membantu jika keringat pubertas menjadi masalah.
Karena keringat akibat stres cenderung muncul tiba-tiba, menyimpan satu atau dua baju tambahan di ransel atau loker sekolah adalah ide yang bagus.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Bau Badan Tak Sedap karena Ketiak Sering Basah
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR