Nakita.id – Penyakit kanker pada anak masih menjadi perhatian yang besar di Indonesia.
Diketahui terdapat ribuan anak yang terdata mengidap kanker.
Meski demikian, penanganan yang dilakukan untuk pengobatan penyakit tersebut masih belum mencukupi.
Ada banyak faktor yang menyebabkan mengapa angka harapan hidup anak pengidap kanker masih rendah.
Salah satunya lantaran beberapa orangtua masih enggan memeriksakan diri ke dokter sehingga memilih pengobatan alternatif.
Ketua UKK Hematologi Onkologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Teny Tjitra Sari mengatakan, angka harapan hidup anak pengidap kanker di Indonesia hanya berkisar 20 persen.
"Jadi bisa dibayangkan kenapa pada negara kayak Indonesia angka harapannya hidupnya rendah hanya 20 persen, karena itu ke alternatif dulu, kebanyakan enggak berhasil dan (baru memilih) datang dengan stadium lanjut ke pusat kesehatan," ujar Teny dalam acara webinar Sabtu (4/2/2023) dikutip dari Kompas.com.
Padahal, menurut Teny, obat herbal belum dibuktikan secara klinis apakah mampu mengobati penyakit kanker.
Teny juga mengatakan, pusat kesehatan tidak menyediakan obat herbal atau metode alternatif pengobatan kanker selain pada protokol yang sudah ditetapkan oleh medis yang sudah teruji klinis.
"Masalah obat herbal ya, rasanya obat herbal ini kan belum ada bukti klinis ya sebetulnya, jadi kami memang nggak pakai obat-obat ini untuk kanker," ujarnya.
"Bisa dibayangkan kanker saja sudah penyakit berat, masa kita kasih obatnya yang belum jelas," lanjutnya.
Baca Juga: Kemenkes Sarankan Skrining Kanker Anak Sejak Dini, Ini Daftar Faskes yang Bisa Dikunjungi
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR