Tabloid-Nakita.com – Bicara merupakan salah satu perkembangan penting bagi seorang anak. Perkembangannya pun berbeda-beda setiap anak. Jadi, Mama tak perlu terlalu takut jika si kecil belum bisa bicara sama seperti anak lain. Namun, ada beberapa hal yang perlu mama waspadai mengenai gejala anak telat bicara.
Baca juga: Tanda-tanda si kecil siap bicara
Pada umumnya, mengenali gejala anak telat bicara harus dimulai dari insting dan perasaan Mama. Gejala tersebut bisa mulai dirasakan sejak anak berusia 4 bulan. Pada usia ini, Mama tidak bisa membaca ekspresinya. Bayi usiaini seharusnya bisa mengungkapkan kapan mereka marah atau senang. Selain itu, bayi pada usia ini juga sudah bisa mulai mengoceh meski belum membentuk sebuah kata.
Masuk ke usia 6 bulan, anak biasanya sudah mampu tertawa. Mama perlu waspada jika pada usia ini anak belum menjerit. Pada usia 7 bulan, anak sudah mampu meniru suara-suara yang ada di sekitarnya. Kadang mereka juga suka mengeleuarkan kata-kata yang bertujuan untuk menarik perhatian Mama. Anak yang telat bicara juga biasanya belum bisa mengucapkan kata-kata konsonan pada usia 8 bulan.
Baca juga: Orangtua cerewet, anak lebih cepat bicara
Anak juga tidak mampu merespons ketika dipanggil namanya. Perkembangan ini biasanya ada pada usia 9 bulan. Anak usia ini juga seharusnya bisa fokus dan memahami benda yang Mama tunjuk. Pada usia 12 bulan, anak seharusnya sudah menyebutkan kata sederhana seperti “mama” dan “papa” dengan jelas. Pada usia ini, anak juga seharusnya bisa menunjuk, menggeleng dan memberikan respons pada setiap apa yang Mama katakan.
Baca juga: 6 stimulasi agar anak cepat bicara
Gejala anak telat bicara makin terlihat pada usia 1 tahun. Anak seharusnya bisa memahami apa yang Mama katakan dan meresponnya dengan iya atau tidak. Selain itu, anak pada usia ini sudah memahami kata-kata seperti makan, ”dadah” dan kata sederhana lainnya. Jika Mama merasa ragu dengan tumbuh kembang bicaranya, Mama bisa langsung menghubungi dokter untuk mendapatkan terapi lanjutan. Telat bicara bisa ditangani dengan terapi dan penanganan dokter.
(Niken/Baby Center)
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR