Namun, menurut pendapat ulama, tidak semua jenis perjalanan membolehkan seseorang tidak berpuasa.
Perjalanan yang dimaksud ada syarat-syaratnya.
Wanita yang sedang haid atau nifas, menurut kesepakatan ulama tidak diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa.
Dasarnya adalah berdasarkan hadis yang diriwayatkan Aisyah bahwa:
"Kami (wanita yang haid atau nifas) diperintahkan untuk mengqadha puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha shalat."
Yang dimaksud dengan syarat sah puasa, adalah seseorang dinilai sah puasanya, apabila memenuhi syarat-syaratnya.
Syarat sahnya puasa adalah:
1. Beragama Islam, artinya mereka yang kafir atau orang yang murtad tidak sah puasanya.
2. Suci dari haid dan nifas bagi perempuan, sehingga puasanya orang yang dalam keadaan tersebut dinilai tidak sah dan haram hukumnya atas ketentuan ulama.
3. Berakal, maksudnya adalah tidak sah puasa bagi orang yang gila.
4. Telah masuk waktu puasa. Puasa dikatakan sah apabila dilakukan di waktu yang telah ditentukan. Puasa juga menjadi tidak sah apabila dilakukan di hari-hari yang haram untuk berpuasa.
Baca Juga: 5 Tips Menyusui Lancar Saat Bulan Puasa Agar ASI Tetap Melimpah
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR