Nakita.id – Saat mengalami menstruasi, kebanyakan wanita berhenti sementara untuk berhubungan intim dengan pasangannya.
Hubungan intim biasanya kembali dilakukan ketika haid benar-benar sudah bersih dan selesai.
Tapi, tahukah Moms, ternyata hubungan intim saat haid boleh-boleh saja dilakukan, lo.
Ya, melansir dari Very Well Health, tidak ada bukti ilmiah bahwa melakukan hubungan seks saat haid berbahaya bagi kesehatan.
Bahkan, hubungan intim saat haid disebut-sebut memiliki sejumlah manfaat. Tapi, tidak dapat dipungkiri bahwa Moms dan Dads juga perlu berhati-hati dengan risikonya.
Lantas, apa saja manfaat dan risiko hubungan intim saat haid? Dan, bagaimana cara tepat melakukannya?
Berikut ini penjelasannya.
Melansir dari Healthline, inilah beberapa manfaat yang didapat jika berhubungan seks ketika menstruasi.
Orgasme dapat meredakan kram menstruasi. Kram menstruasi terjadi ketika rahim berkontraksi untuk melepaskan lapisannya.
Saat Moms mengalami orgasme, otot rahim juga berkontraksi. Kemudian, mereka melepaskannya. Pelepasan itulah yang membawa kelegaan dari kram menstruasi.
Seks juga memicu pelepasan zat kimia yang disebut endorfin, yang membuat Moms merasa nyaman. Selain itu, hubungan intim saat haid dapat membantu menghilangkan ketidaknyamanan menstruasi.
Berhubungan seks dapat membuat siklus menstruasi menjadi lebih pendek.
Baca Juga: Pria Tidak Tahan Lama saat Hubungan Intim, Ternyata Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Kontraksi otot saat orgasme yang mendorong isi rahim keluar lebih cepat. Hal tersebut yang kemudian bisa menghasilkan periode haid yang lebih pendek.
Libido berubah sepanjang siklus menstruasi karena fluktuasi hormonal.
Sementara, banyak wanita mengatakan dorongan seks mereka meningkat selama ovulasi, yaitu sekitar dua minggu sebelum menstruasi, yang lain justru menyebut merasa lebih bersemangat selama menstruasi.
Sekitar setengah dari wanita mengalami sakit kepala migrain saat menstruasi.
Meskipun kebanyakan wanita yang mengalami migrain menghindari seks selama haid, banyak juga dari mereka yang berhubungan seks mengatakan bahwa hubungan intim dapat meredakan sebagian bahkan sakit kepala keseluruhan.
Dampak yang paling terasa saat berhubungan intim saat haid adalah darah yang mengenai Moms, pasangan, dan seprai, terutama jika aliran darah sedang deras-derasnya.
Selain mengotori tempat tidur, pendarahan juga bisa membuat wanita merasa tidak percaya diri. Kecemasan karena membuat kekacauan bisa menghilangkan sebagian atau semua kesenangan dari seks.
Kekhawatiran lain tentang berhubungan seks selama menstruasi adalah risiko menularkan infeksi menular seksual (IMS) seperti HIV atau hepatitis. Virus ini hidup dalam darah, dan dapat menyebar melalui kontak dengan darah menstruasi yang terinfeksi.
Untuk mencegahnya, Dads bisa menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks untuk mengurangi risiko penyebaran atau terkena IMS.
Apabila Moms ingin mencoba hubungan intim saat haid, sebaiknya lakukan beberapa tips ini agar lebih nyaman.
Beri tahu bagaimana perasaan Moms tentang berhubungan seks selama menstruasi, dan tanyakan bagaimana perasaan mereka tentang hal itu.
Jika salah satu merasa ragu, bicarakan alasan dibalik ketidaknyamanan tersebut.
Jika Moms memakai tampon, sebaiknya lepas terlebih dahulu.
Tampon yang masih terpakai dapat terdorong jauh ke dalam vagina saat berhubungan seks.
Pakai handuk berwarna gelap untuk melapisi tempat tidur untuk menangkap kebocoran darah.
Moms dan Dads juga bisa berhubungan intim di kamar mandi atau berendam untuk menghindari keluarnya darah.
Simpan waslap basah atau tisu basah di samping tempat tidur untuk membersihkan badan usai berhubungan intim.
Pemakaian kondom penting untuk mencegah kehamilan dan infeksi menular seksual.
Dads bisa memakai jenis kondom lateks.
Ketika haid, bisa jadi posisi bercinta yang Moms sukai menjadi terasa tidak nyaman. Tak ada salahnya mencoba posisi yang berbeda.
Misalnya, berbaring miring dengan pasangan di belakang Moms.
Nah, itu dia penjelasan mengenai hubungan intim saat haid. Semoga bermanfaat ya, Moms!
Baca Juga: Tips dan Trik Hubungan Intim Agar Tidak Infeksi dan Terjadi Luka
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR