Tabloid-nakita.com - Postmatur merupakan kebalikan dari prematur, atau bayi yang lahir setelah lebih dari usia 42 minggu di dalam rahim. Insiden kelahiran postmatur jauh lebih umum daripada prematur. Ada sekitar 7% bayi dilahirkan postmatur, meskipun faktanya mungkin tidak semuanya benar-benar postmatur. Kelahiran postmatur sebenarnya diduga karena kesalahan dalam menghitung awal kehamilan, yaitu hanya sekitar 2-3% yang betul-betul postmatur.
Risiko Bayi Postmatur
Seperti halnya kelahiran prematur, bayi yang lahir postmatur juga memiliki potensi masalah sendiri yang bisa membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidupnya.
Setelah melewati 42 minggu kehamilan, plasenta biasanya menyusut sehingga lebih sedikit oksigen dan nutrisi yang tersalurkan ke bayi. Bayi yang terus tumbuh juga membuat cairan ketuban semakin berkurang. Saat hal ini terjadi, tali pusat dapat terjepit saat bayi bergerak atau rahim berkontraksi. Hal ini juga dapat mengganggu pasokan nutrisi dan oksigen ke bayi. Sebagai kompensasi, bayi mulai menggunakan lemak dan karbohidrat sendiri untuk menyediakan energi.
Tingkat pertumbuhan bayi postmatur menjadi lambat dan kadang-kadang berat badannya juga menurun. Bayi postmatur rentan untuk mengembangkan kadar gula darah (hipoglikemia) karena telah kehabisan simpanan lemak dan karbohidrat.
Potensi Masalah pada Bayi Postmatur
1. Sindrom dismaturitas (dysmaturity syndrome)
Bayi memiliki karakteristik insufisiensi plasenta seperti kulit yang kering, mengelupas, keriput, kuku dan rambut panjang, dan tubuh terlihat kurus karena kurang gizi.
2. Sindrom aspirasi mekonium
Bayi mengeluarkan tinja (mekonium) ke dalam cairan ketuban dan kemudian menghirupnya ke dalam paru-paru, hal ini dapat menyebabkan bayi kesulitan bernapas dan berisiko mengembangkan komplikasi seperti infeksi paru-paru dan hipertensi polmunar persisten.
3. Makrosomia
Bayi tumbuh terlalu besar sehingga lebih sulit untuk lahir secara normal melalui jalan lahir. Kondisi ini terjadi bila plasenta masih berfungsi dengan baik meskipun sudah melewati 42 minggu.
4. Kelahiran mati
Bayi meninggal di dalam rahim.
Faktor penyebab bayi lahir terlambat:
1. Terdapat riwayat kelahiran terlambat dalam keluarga atau pada kehamilan sebelumnya.
2. Sang bayi berjenis kelamin laki-laki.
3. Kehamilan tersebut merupakan riwayat anak yang pertama.
4. Berat badan ibu yang berlebih atau mengalami kegemukan.
5. Kekeliruan estimasi penghitungan usia kehamilan, yang biasanya terjadi karena menstruasi terakhir tidak diketahui secara pasti.
Untuk mengurangi kecemasan, Mama harus tetap melakukan kontrol, terutama saat hamil tua yang akan lebih banyak mengalami kelelahan fisik. Kewaspadaan terhadap risiko pre-eklamsia juga tetap harus dijaga. Apabila memang terdapat riwayat keluarga yang mengalami kelahiran terlambat, tidak kemudian berarti pasangan dapat mengendorkan kewaspadaan.
Sumber: Doktersehat
Gift The Superpower of Play Bersama Karakter Terbaru dari Lego Brand, Cataclaws
KOMENTAR