Tabloid-Nakita.com - Memiliki anak yang sehat dan cerdas adalah impian para orangtua. Namun hal tersebut dapat terwujud tak luput dari peran orangtua dalam mendukung tumbuh kembang si kecil. Namun, bagaimana jika Mama dan Papa justru sibuk dengan urusan pekerjaan dan bahkan jarang melakukan komunikasi serta interaksi. Apa dampak buruk jika orangtua jarang komunikasi dengan anak?
Pekerjaan memang banyak menyita waktu Mama dan Papa untuk si kecil. Jangankan untuk bermain bersama, berkomunikasi pun sulit dilakukan. Walaupun alasan Mama dan Papa bekerja demi kebaikan anak. Tapi tetap saja, si kecil butuh perhatian dari kedua orangtuanya.
Minimnya komunikasi antara orangtua dan anak membuat hubungan psikologis mereka menjadi kurang dekat. Misalnya, si kecil lebih mau disuapi makan oleh babysitter ketimbang dengan Mama. Jika sudah seperti, bagaimana perasaan Mama? Tentu sangat sedih.
Untuk anak berusia kurang dari 7 tahun, kedekatan fisik adalah sesuatu yang memang diperlukan. Mereka belum bisa membayangkan sosok orangtua yang tidak ada di dekatnya.
"Banyak orang masih mengira kedekatan fisik saja sudah cukup, padahal perlu juga diciptakan komunikasi mendalam dengan pasangan dan juga anak-anak," kata psikolog Anna Surti Ariani, MSi, yang akrab disapa Nina ini.
Menurut Nina, orangtua juga perlu ngobrol dengan anak, mendengarkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan anak dengan penuh perhatian. Ini yang disebut dengan komunikasi berkualitas.
Selain itu, Nina juga melanjutkan bahwa kurangnya komunikasi antara anak dan orangtua akan berdampak buruk pada perkembangan emosi anak. Bahkan anak akan cenderung lebih individualis dan berisiko menjadi pemberontak.
Bahkan yang lebih parah adalah anak akan cenderung menghadapi banyak masalah saat ia dewasa. "Rumah tangga mereka rentan perceraian karena tidak biasa berkomunikasi dalam sebuah hubungan," katanya.
Banyaknya kasus anak remaja yang mudah percaya pada orang asing di media asing, juga disebabkan karena kurangnya ia melakukan komunikasi dengan orangtuanya saat ia kecil. Karena anak cenderung merasa "kosong" dalam jiwanya sehingga mereka akan mencari orang lain untuk mengisi kekosongan tersebut.
Kedekatan secara fisik dengan anak seharusnya menjadi keistimewaan yang patut disyukuri karena orangtua bisa melihat secara langsung perkembangan anak. Dengan menerapkan komunikasi yang efektif, baik keluarga yang terpisah jarak maupun keluarga yang satu atap, bisa mencegah pengaruh negatif terhadap perkembangan anak.
KOMENTAR