Nakita.id - Pada suatu waktu, banyak ibu menyusui yang ingin memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dengan menjadi donor darah.
Namun, seringkali muncul pertanyaan seputar keamanan dan kesesuaian donor darah untuk ibu menyusui.
Artikel ini akan mengeksplorasi topik mengenai boleh atau tidaknya ibu menyusui donor darah.
Sebagai informasi, menyusui adalah proses alami di mana Moms memberikan nutrisi penting berupa ASI kepada bayinya.
Kualitas dan kuantitas ASI sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Sementara itu, perlu dipahami bahwa donor darah melibatkan pengambilan sebagian kecil darah dari tubuh seseorang untuk digunakan oleh pasien yang membutuhkannya.
Prosedur ini biasanya aman dan dilakukan di bawah pengawasan tenaga medis yang terlatih.
Namun, sebelum seorang ibu menyusui memutuskan untuk menjadi donor darah, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebagai berikut:
Moms yang ingin menjadi donor darah harus memastikan bahwa mereka dalam kondisi kesehatan yang baik dan memenuhi persyaratan medis untuk donor darah.
Pasalnya, proses donor darah dapat mempengaruhi kesehatan seseorang termasuk ibu menyusui, Moms.
Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelumnya.
Baca Juga: 5 Syarat Penting yang Harus Diketahui Sebelum Donor Darah, Jangan Sampai Tak Tahu!
Waktu yang diperlukan bagi tubuh untuk memulihkan volume darah yang hilang setelah donor darah berbeda-beda untuk setiap individu.
Dalam beberapa kasus, Moms mungkin merasa lemah atau kelelahan setelah donor darah.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan jarak antara dua sesi donor darah dan memastikan tubuh telah sepenuhnya pulih sebelum melakukan donor darah lagi.
Pada awalnya, setelah donor darah, tubuh mungkin membutuhkan waktu untuk mengisi kembali persediaan darah yang hilang.
Ini dapat mempengaruhi produksi ASI, Moms.
Namun, biasanya produksi ASI akan kembali normal setelah beberapa waktu.
Penting bagi Moms untuk memastikan bahwa bayi mendapatkan cukup ASI selama dan setelah proses pemulihan.
Beberapa obat atau suplemen yang mungkin digunakan selama atau setelah donor darah dapat mempengaruhi kualitas dan keamanan ASI.
Sebelum mengambil obat atau suplemen apa pun, Moms harus berkonsultasi dengan tenaga medis atau ahli gizi yang berpengalaman.
Tujuannya untuk memastikan keamanannya bagi bayi yang sedang menyusu.
Meski banyak ibu menyusui yang sukses menjadi donor darah sambil tetap menyusui, setiap individu memiliki respons tubuh yang berbeda terhadap prosedur tersebut.
Baca Juga: 4 Cara Cepat Menaikkan Tekanan Darah untuk Orang yang Tensinya Selalu Rendah
Beberapa ibu menyusui mungkin mengalami dampak sementara pada produksi ASI atau kesehatan mereka secara keseluruhan.
Oleh karena itu, penting untuk mendiskusikan rencana donor darah dengan dokter dan tim medis yang terkait sebelumnya.
Dalam kesimpulan, seorang ibu menyusui boleh saja menjadi donor darah.
Namun, Moms perlu memperhatikan beberapa faktor yang telah disebutkan di atas.
Selain itu, konsultasi dengan tenaga medis dan pemantauan yang baik dapat membantu memastikan bahwa kesehatan ibu dan bayi tetap terjaga selama proses donor darah.
Semoga artikel diatas mengenai boleh atau tidaknya ibu menyusui donor darah bermanfaat ya, Moms.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Apakah Boleh Donor Darah saat Hamil? Ini Penjelasannya Agar Tidak Bingung Lagi Nanti
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR