Tabloid-Nakita.com - Masih ada orangtua yang menganggap bahwa peran ayah adalah sebagai pencari nafkah, sedangkan ibu adalah pengasuh anak. Sehingga, ayah enggan terlibat dalam pengasuhan anaknya, dan menyerahkan sepenuhnya tugas pengasuhan anak pada ibunya.
Sebaliknya, banyak juga ibu yang kurang percaya pada ketrampilan ayah dalam mengasuh anaknya, sehingga tidak ingin sang ayah ikut mengurus anak. "Yang dimaksud adalah ketrampilan dalam kegiatan pengasuhan anak seperti memandikan, menyuapi, mengganti popok, yang pada masa-masa sebelumnya kadang-kadang lebih banyak dilakukan para ibu. Akibatnya terpikir, bisa enggak ya ayah melakukan kegiatan ini?" tutur psikolog Rini Hildayani, MSi, saat event Happy Date with Legendaddy bersama Lactogen di Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu (3/10).
Padahal, banyak sekali manfaat jika ayah ikut terlibat mengasuh anak. Bayi yang ayahnya ikut mengasuh akan membuat bayi merasa lebih dekat dengan orangtuanya, lebih mampu menghadapi situasi atau lingkungan yang baru, tidak mudah merasa takut, menjadi lebih ingin tahu dan bersemangat untuk mengeksplorasi lingkungannya.
Keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak juga memberi pengaruh kuat pada perkembangan anak secara sosial, emosi, fisik, dan kognitif, demikian menurut penelitian dari University of Guelph Canada tahun 2007. Anak yang ikut diasuh oleh ayahnya sejak dini memiliki kemampuan kognitif lebih baik ketika memasuki usia enam bulan hingga satu tahun, memiliki IQ yang lebih tinggi ketika menginjak usia tiga tahun, lebih mampu membina pertemanan, dan mampu memecahkan permasalahan dengan lebih baik.
Keterlibatan ayah pada pengasuhan anak memang harus dimulai sejak dini agar ikatan tersebut terus terbangun hingga anak tumbuh besar. "Ketika dari awal ayah sudah terlibat (pengasuhan anak), umumnya kedekatan emosi sudah terbangun. Sehingga ketika anak memasuki usia batita, keterlibatan yang terjadi masih terus bertahan," tambah psikolog dari Universitas Indonesia ini.
Begitu ayah terlibat dalam pengasuhan anak, mereka akan terus berperan dalam kehidupan anak di masa kanak-kanaknya. Seiring bertambahnya usia anak, ayah akan terlibat dengan cara yang berbeda. "Jika pada 6 bulan pertama kegiatan dengan anak benar-benar merupakan pengasuhan yang dasar, ketika anak makin besar ayah akan lebih banyak terlibat dalam kegiatan bermain. Berdasarkan penelitian, ayah kan memang lebih pintar bermain dengan anak. Dari situ kegiatan bermainnya bisa mulai dibangun," tukas Rini.
Hal ini sejalan dengan penelitian dari Department of Social Policy and Social Work, University of Oxford, Inggris. Yang dimaksud dengan "terlibat" dalam penelitian ini misalnya jika ayah ikut membacakan cerita untuk anak, mengajak anak jalan-jalan, berminat terhadap dunia pendidikan anak, dan mengambil peran yang sama dengan sang ibu dalam mengasuh anak. (Dini)
KOMENTAR