Sebagai seorang anak, kita melihat bagaimana keluarga dan orang yang membesarkan mengatasi kecemasan, depresi, dan ketidakbahagiaan mereka.
"Jika ibu Anda makan berlebihan, atau ayah Anda berselingkuh, Anda melihat perilaku itu," terang Wish.
"Anda melihat suasana hati orang tua Anda, dan Anda belajar tanpa mengetahui bahwa Anda sedang belajar tentang cara mengelola perasaan."
Tak hanya itu, beberapa peneliti juga berpendapat bahwa keinginan selingkuh dapat dikaitkan dengan sesuatu yang disebut polimorfisme DRD4 reseptor dopamin.
Hal ini adalah gen "pencari sensasi".
Perilaku tersebut juga memengaruhi kita untuk berjudi atau minum alkohol.
Meski demikian, bukan berarti faktor keturunan jadi faktor utama terjadinya perselingkuhan.
Robert Weiss, MSW, terapis klinis berpendapat ada banyak faktor lain yang berperan selain unsur genetik tersebut.
"Banyak orang yang secara genetik cenderung kecanduan alkohol, tetapi hanya sebagian kecil yang menjadi pecandu alkohol karena banyak faktor lain yang berperan seperti lingkungan, kemauan sendiri, pengalaman hidup, ketahanan terhadap gejolak, dll," terangnya.
Hal serupa juga berlaku dengan predisposisi genetik terhadap perselingkuhan dan pergaulan bebas yang dipengaruhi banyak faktor.
"Terlepas dari genetika, kita memertahankan kehendak bebas dalam hal perilaku seksual. Kita selalu punya pilihan," tandasnya.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR