Sehingga, selain turut merayakan Hari Bidan Nasional, perlu juga untuk memahami sejarah Hari Bidan Nasional.
Lantas, seperti apa sejarah Hari Bidan Nasional?
Sejarah Hari Bidan Nasional berawal dari Konferensi Bidan Pertama di Jakarta pada tanggal 24 Juni 1951 atas prakarsa para bidan senior yang berdomisili di Jakarta.
Pada waktu itu, IBI langsung bergabung dalam organisasi wanita KOWANI.
Dirangkum dari laman Universitas Malahayati Bandar Lampung, dalam kongres tersebut, Ketua I adalah Fatimah Muin; Ketua II, Sukarno; Penulis I, Selo Soemardjan; Penulis II, Rupingatun; dan Bendahara, Salikun.
Tiga tahun seusai konferensi, tepatnya pada 15 Oktober 1954, IBI diakui secara sah sebagai organisasi yang berbadan hukum dan terdaftar dalam Lembaga Negara Nomor: J.A.5/92/7 Tahun 1954 tanggal 15 Oktober 1954 (Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI).
Lima tahun kemudian pada tahun 1956 IBI menjadi anggota International of Midwives (ICM).
Selain sebagai organisasi profesi IBI juga terdaftar sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Saat ini IBI memiliki anggota sebanyak 182.000 bidan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dengan 34 Pengurus Daerah ditingkat propinsi, 497 Pengurus Cabang dan 2962 Pengurus Ranting.
Dalam perjalanannya IBI mendapat dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, lembaga swadaya masyarakat dalam dan luar negeri.
Dalam konferensi tersebut telah dirumuskan tujuan IBI ( Ikatan Bidan Indonesia ).
Baca Juga: Inspirasi Kata-kata Ucapan Selamat Hari Bidan Nasional untuk Menghormati Jasa Para Bidan Indonesia
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR