Anak-anak cenderung meniru perilaku yang mereka lihat di rumah.
Jika mereka terpapar dengan kekerasan atau perilaku agresif, mereka mungkin menganggapnya sebagai cara yang valid untuk menyelesaikan konflik.
Penting untuk menciptakan lingkungan keluarga yang aman, kasih sayang, dan mendukung, dengan memberikan contoh perilaku yang baik dan memperkuat nilai-nilai empati serta penyelesaian konflik yang sehat.
3. Kurangnya pengawasan dan disiplin
Kurangnya pengawasan dan disiplin yang konsisten dari orang tua atau pengasuh juga dapat berperan dalam perkembangan perilaku bullying pada anak.
Ketika anak tidak mendapatkan arahan dan batasan yang jelas, mereka mungkin cenderung mengekspresikan kekuatan dan dominasi melalui perilaku bullying.
Orang tua perlu memastikan bahwa mereka memberikan pengawasan yang tepat, mengajarkan etika yang baik, serta memberlakukan konsekuensi yang konsisten terhadap perilaku agresif atau bullying.
4. Pengaruh lingkungan sekolah dan teman sebaya
Lingkungan sekolah dan pengaruh dari teman sebaya juga dapat mempengaruhi perilaku bullying pada anak.
Lingkungan sekolah yang tidak mendukung, adanya hierarki sosial yang tidak sehat, atau keberadaan geng-geng yang mempromosikan kekerasan dapat memberikan motivasi bagi anak untuk terlibat dalam perilaku bullying.
Penting bagi sekolah dan komunitas untuk menciptakan budaya sekolah yang inklusif, dengan menekankan nilai-nilai seperti kerjasama, toleransi, dan empati.
Hidupkan Ramadanmu dengan Berbagi Paket Hidangan Buka Puasa yang Ditemani Teh Manis Hangat
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR