Tabloid-Nakita.com - Usia 2 tahun adalah periode "The Play Years" bagi batita. Karena itu, penting bagi Anda untuk mengajak si kecil bermain dan mengeksplorasi dunia sekitarnya.
Psikolog Roslina Verauli menyarankan orangtua untuk mendampingi si kecil saat mengeksplorasi lingkungannya. Sebab, orangtua telah memahami tentang dunia sekitar, lebih baik daripada teman-teman sebaya si kecil. Si kecil akan selalu mendapat tempat untuk bertanya dan memuaskan keingintahuannya.
Menurut Vera, ada dua teknik melatih eksplorasi si kecil yang bisa Anda terapkan. Teknik pertama disebut dengan Intersubjektivitas atau proses memahami. Misal, Anda dan si kecil sedang berada di dalam lift dan ia mulai bertanya tentang tombol-tombol di dalam lift. Cukup jawab si kecil dengan sederhana bahwa tombol ke atas hanya digunakan untuk naik, begitu juga bahwa tombol ke bawah hanya untuk turun.
“Anda tak perlu repot menceritakan prinsip sistem katrol, karena konteksnya sudah dalam kategori berat,” canda Verauli, saat talkshow “Tumbuh dan Menjelajah Lebih Lagi Bersama Bebelac” di Kembang Goela Restaurant, Jakarta, Rabu (2/9) siang.
Teknik eksplorasi kedua disebut Scaffolding, di mana Anda mendukung dan mengapresiasi si kecil atas usaha mereka melakukan sesuatu. Misal, dengan ucapan “hebat” atau “good job”.
Setelah itu, secara bertahap kurangi bentuk dukungan ini. Jika sebelumnya Anda selalu membantunya, di lain waktu buatlah si kecil berusaha melakukan apa pun dengan kemampuannya sendiri.
Faktanya, anak mampu memahami sesuatu hanya dengan membaca tatapan dan ekspresi wajah orangtuanya. Kemudian, ia akan meniru dan belajar memahami kedua orangtuanya. Sayangnya, proses pemahaman anak sangat bersifat subjektif. Oleh karena itu, sesuaikan bahasa Anda saat akan berkomunikasi dengan si kecil.
Anda tahu apa yang si kecil dapatkan saat mengeksplorasi dunia sekitar dengan orangtuanya? Anak akan merasa bahagia saat ia bersama dengan ibunya. Saat itu terjadi, hormon bahagia yang dirasakan oleh tubuhnya akan menghambat hormon-hormon stres. Hormon bahagia juga memicu berubahnya kandungan gula dalam darah yang memberikan nutrisi pada otak, sehingga proses belajar pada saat itu menjadi optimal.
“Itulah sebabnya mengapa belajar itu harus sambil happy-happy,” tambah Vera.
Jadi, tambahlah keterlibatan Anda saat si kecil mulai mengeksplorasi dunianya, sehingga ia dapat meningkatkan kecerdasan verbal, emosi, dan sosialnya di usia yang optimal.
Ardiansyah Putra
Lewat Ajang Bergengsi Pucuk Cool Jam 2024, Teh Pucuk Harum Antar Anak Indonesia 'Bawa Mimpi Sampai ke Pucuk'
KOMENTAR