"Jadi, guru ini kita bisa bilang sebagai agen perubahan juga bisa, sebagai pengajar juga bisa, dan dari dulu kan juga dikatakan bahwa guru ini semacam orangtua kedua ya buat anak," sebut Mita.
"Jadi, memang bagaimana guru-guru ini memperlakukan para peserta didik di sekolah itu juga pasti akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anaknya ini," katanya menyampaikan.
Mita selalu mengajak orangtua untuk melihat kondisi anak sesuai usianya.
"Misalnya, anak umur 9 tahun. Anak 9 tahun itu semestinya sudah bisa apa, belum bisa apa, secara teori dia lagi di tahap apa," sebut psikolog anak ini.
"Nah, dibandingin saja kalau misalnya saya ada diskusi sama orangtua. Biasanya kita akan melihat ke sana (perkembangan sesuai usia anak)," lanjutnya.
Mita bahkan menambahkan, ada beberapa hal yang orangtua juga bisa evaluasi secara mandiri secara sederhana.
"Misalnya, apakah anak ini menunjukkan perilaku yang cukup berbeda dibandingkan teman-teman seusianya," sebutnya.
Moms dan Dads harus tahu dan ingat bahwa setiap anak itu unik juga berbeda-beda.
"Cuma kan ada satu kesamaan di dalam kelompok usia yang sama atau yang kurang lebih sama," ungkap Mita.
"Ketika misalnya sudah ada hambatan di kesehatan mentalnya, hambatan emosinya misalkan, atau perilakunya, biasanya ada 1-2 clue yang berbeda dari anak-anak seusia pada umumnya. Itu jadi suatu pertanda," ungkapnya lagi.
Selain itu, Mita juga menambahkan tanda lainnya, yang mana anak menunjukkan sesuatu yang sangat ekstrem. Salah satunya saat anak sedang sedih.
Gift The Superpower of Play Bersama Karakter Terbaru dari Lego Brand, Cataclaws
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR