Nakita.id - Stunting pada anak mulai muncul pada 1000 hari pertama kehidupan.
Oleh sebab itu sebelum anak lahir, Moms harus memastikan untuk melakukan upaya pencegahan stunting.
Bahkan upaya pencegahan stunting ini perlu dilakukan sebelum menikah atau sejak perempuan remaja.
Hal ini agar kelak anak tak mengalami stunting.
Stunting sendiri merupakan kondisi yang mana anak memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan usia.
Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO.
Ada pun efek jangka panjang dari stunting salah satunya adalah peningkatan angka kematian dan kesakitan.
Selain itu, stunting juga dapat berefek pada perkembangan anak yang buruk dan gangguan kapasitas belajar, peningkatan risiko infeksi serta penyakit tidak menular.
Efek risiko tersebut berpengaruh pada tumbuh kembang anak di masa depan, maka dari itu penting untuk dilakukan pencegahan stunting sejak awal masa kehidupan.
Sebenarnya upaya pencegahan stunting ini sudah dibantu oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Pemerintah telah melakukan pemenuhan kebutuhan gizi sejak hamil.
Baca Juga: Kerap Diabaikan, Ternyata Begini Ciri-ciri Stunting pada Anak dan Cara Pencegahannya
Tindakan ini relatif ampuh karena Lembaga Kesehatan Millenium Challenge dalam laporan Kementerian Kesehatan menyarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat dan bergizi maupun suplementasi.
Lalu, apa saja kebutuhan yang diperlukan ibu hamil?
Mengutip dari laman Yankes Kemkes, ibu hamil memerlukan tambahan kalori kurang lebih 350-450 kalori per hari. Kebutuhan kalori ini perlu dipecah kedalam komponen makro dan mikro.
Nutrisi makro terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak.
Sedangkan nutrisi mikro terdisi dari vitamin dan mineral. Beberapa zat yang harus terpenuhi selama kehamilan yaitu protein, kalsium, asam folat dan zat besi.
Ibu hamil membutuhkan asupan kalsium minimal sejumlah 1200mg, dengan asam folat 600-800 mcg/hari, zat besi 27mg/hari dann protein 70-100 gram/hari dan meningkat setiap trimesternya.
Adanya peningkatan kebutuhan ini terkadang sulit dipenuhi karena kondisi fisik ibu hamil yang juga mengalami gangguan seperti mual hingga muntah.
Menambahkan penjelasan tersebut, dalam laman resmi FKK MK UGM, Dr. dr. Diah Rumekti Hediati, Sp.OG dari Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-KMK UGM dalam bincang santai RAISA Radio dengan Topik “Nutrisi Ibu Hamil Kaitannya dengan Stunting” menjelaskan asupan apa saja yang diperlukan ibu hamil.
"Selama hamil, pastikan Bumil mengonsumsi cukup makronutrien, seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Selain itu, Bumil juga perlu mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya vitamin dan mineral, yakni zat besi, asam folat, kolin, magnesium, yodium, zinc, vitamin A, vitamin B, dan vitamin D," tambah dr. Diah.
Tak hanya itu, untuk mencukupi asupan nutrisi di atas guna mencegah stunting pada anak, Moms perlu mengonsumsi beragam jenis makanan sehat bergizi seimbang, seperti ikan, telur, daging, seafood, kacang, biji-bijian, susu, keju, yoghurt, serta aneka buah dan sayuran.
Moms juga disarankan melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin untuk memantau tumbuh kembang janin dan mendeteksi apabila terdapat masalah pada janin atau kesehatan kehamilan.
Baca Juga: Waspada! Ibu Hamil yang Saat Remaja Mengalami Anemia Bisa Memicu Terjadinya Bayi Lahir Stunting
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR