Namun, kipas angin tidak secara langsung mengubah suhu udara di dalam ruangan, hanya memberikan efek pendinginan lokal pada orang yang berada di depannya.
Sementara itu, AC menggunakan proses pemampatan dan pemadatan zat pendingin (refrigerant) untuk mengalirkan udara yang lebih dingin ke dalam ruangan.
AC dapat menurunkan suhu ruangan secara keseluruhan, sehingga cocok untuk menjaga suhu ruangan tetap stabil pada level tertentu.
Dari segi efisiensi energi, kipas angin biasanya lebih efisien daripada AC.
Kipas angin menggunakan motor listrik untuk menggerakkan bilah-bilahnya, yang konsumsi dayanya lebih rendah dibandingkan dengan kompresor dan sistem pemampatan AC.
Meskipun kipas angin dapat menggunakan energi listrik, daya yang digunakan biasanya jauh lebih rendah daripada AC.
Sebagai akibat dari efisiensi energi yang lebih tinggi, biaya penggunaan kipas angin cenderung lebih rendah dibandingkan AC.
AC memerlukan lebih banyak daya dan energi untuk menjalankan kompresornya dan menurunkan suhu udara dalam ruangan.
Seiring dengan itu, biaya listrik yang dibutuhkan untuk mengoperasikan AC dapat menjadi beban yang cukup besar pada tagihan listrik bulanan.
AC memiliki dampak lebih besar pada lingkungan dibandingkan kipas angin.
Pemakaian AC yang berlebihan berkontribusi pada peningkatan emisi gas rumah kaca dan konsumsi energi fosil, yang dapat menyumbang pada perubahan iklim global.
Baca Juga: Tidak Selalu Harus Pakai AC atau Kipas Angin, Begini Cara Menyejukkan Kamar Tidur Tanpa Jendela
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR