Nakita.id - Belum lama ini, viral kabar mengenai polusi udara di Jakarta yang menyebabkan kualitas udara di Jakarta jadi sorotan.
Mengutip dari IQAir, karena buruknya kualitas udara tersebut, Jakarta menempati urutan pertama kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Melansir dari Kompas, Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Nirwono Yoga menilai, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta harus menetapkan status bahaya polusi di Ibu Kota.
"Dengan kondisi udara yang buruk dan suhu udara yang ekstrem, harusnya pemerintah DKI Jakarta menetapkan status berbahaya bagi kesehatan," ujar Nirwono saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/8/2023).
Berbicara mengenai polusi udara, banyak yang tidak tahu bahwa polusi bisa memicu terjadinya stunting.
Selain kekurangan gizi, polusi udara atau kualitas udara yang buruk ternyata bisa menjadi faktor penyebab stunting.
Mengutip dari WHO, bahkan ibu hamil dan anak yang tinggal di lingkungan dengan polusi udara yang tinggi bisa melahirkan dan memiliki risiko stunting yang lebih besar.
WHO juga mengumpulkan fakta bahwa 93 persen anak yang memiliki usia di bawah 15 tahun terpapar dengan polusi udara sehingga berdampak negatif terhadap kesehatan dan perkembangan. Termasuk meningkatkan risiko stunting.
Bahkan, ibu hamil yang terpapar dengan polusi udara memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami kelahiran prematur dan memiliki bayi dengan berat badan lebih rendah.
Tak hanya itu, dalam penelitian yang dimuat dalam jurnal Environmental Health pada tahun 2022, ibu hamil yang terpapar dengan polusi udara bisa mengalami stres oksidatif yang akan menyebabkan inflamasi dan gangguan perkembangan janin.
Kandungan pada udara yang terpapar polusi bisa memicu metilasi DNA, atau penambahan gugus metil pada DNA yang tidak diperlukan oleh sel dan di dalam kandungan, sehingga bisa mengganggu perkembangan janin.
Baca Juga: Pantas Sangat Membantu, Ini Manfaat Dapur Stunting untuk Upaya Pencegahan Stunting
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR