Nakita.id - Berikut ini adalah sejumlah berita terpopuler yang dirangkum oleh Nakita pada hari Rabu (16/8/2023).
1. Bukannya Aman, Ternyata Ini Bahaya Penggunaan Bawang Merah untuk Obat Herbal Bayi
Jangan sembarangan, kenali bahaya penggunaan bawang merah untuk obat herbal bayi! Penggunaan obat herbal dalam pengobatan bayi telah menjadi topik yang kontroversial.
Salah satu bahan alami yang sering kali dianggap sebagai obat herbal adalah bawang merah. Namun, penting untuk memahami bahwa bawang merah memiliki karakteristik yang dapat menimbulkan bahaya bagi bayi.
Melansir dari Healthline, Moms harus tahu tentang dampak penggunaan bawang merah untuk obat herbal bayi.
Bawang merah dipercaya dianggap bisa meredakan demam bayi. Cara pemakaiannya adaah dengan ditumbuk kemudian diusapkan di tubuh bayi.
Namun, kondisi ini bisa memicu berbagai masalah kesehatan untuk si Kecil.
1. Alergi dan Reaksi Alergi
Bayi dapat mengalami reaksi alergi terhadap bawang merah, seperti ruam kulit, gatal-gatal, atau bahkan sesak napas.
Ini karena bawang merah mengandung senyawa yang dapat memicu reaksi alergi pada bayi yang rentan.
Baca selengkapnya di sini
2. Moms Dijamin Minta Terus Setelah Dads Konsumsi Obat Kuat dari Bahan Dapur Lada
Obat kuat tak melulu harus dari bahan kimia.
Beragamnya bahan rempah di Indonesia ternyata memiliki banyak mandaat, salah satunya sebagai pengganti obat kuat.
Sehingga, obat kuat dari bahan rempah yang alami ini tentu lebih aman dan juga bermanfaat.
Salah satu obat kuat yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi disfungsi ereksi pada pria adalah lada. Meski jarang terdengar, nyatanya lada efektif mengatasi masalah disfungsi ereksi.
Mengutip dari Irish Examiner, lada berperan sebagai stimulan. Hal ini karena lada mengandung bahan kimia yang bernama myristin.
Myristin memiliki sifat vasodilatasi yang mampu membantu pelebaran pembuluh darah. Ketika pembuluh darah melebar, maka mampu membantu meningkatkan aliran darah di area reproduksi.
Lalu bagaimana cara mengolah ramuannya?
Melansir dari Bustle, cara membuatnya mudah.
Siapkan dulu bahan-bahan di bawah ini:
Baca selengkapnya di sini
3. Tagihan Listrik Kompor Listrik VS Kompor Gas, Mana yang Lebih Murah?
Berikut ini adalah perbandingan tagihan listrik dari kompor listrik dengan kompor gas. Yuk simak! Memilih menggunakan kompor listrik atau kompor gas kerap menjadi dilema banyak rumah tangga.
Terutama karena pemilihan kompor listrik dan kompor gas ini akan berdampak pada keuangan di rumah.
Melansir dari berbagai sumber, berikut adalah perbandingan kompor listrik dan kompor gas yang harus Moms tahu!
PLN mengatakan kalau pemakaian kompor listrik lebih hemat dari kompor gas. Ini disampaikan ketika program konversi dari kompor gas ke kompor listrik.
Hanya saja, klaim ini berlaku untuk rumah tangga yang menggunakan daya 450 VA atau 900 VA.
Dijelaskan kalau pemakaian kompor induksi 1 bulan dengan penggunaan 60-70 kWh golongan 900 VA, maka tarif listriknya hanya Rp605.
Artinya, jumlah yang harus dibayar setiap bulan adalah Rp36.000-Rp42.000.
Sementara untuk pemakaian gas elpiji 3 kg, harga per tabung adalah Rp20.000.
Jika Moms menggunakan 4 tabung gas dalam sebulan, maka biaya yang dikeluarkan adalah Rp80.000.
Baca selengkapnya di sini
4. Berapa Lama Waktu Ideal Mencuci Baju yang Tepat? Ini Penjelasannya!
Apakah Moms sudah tahu berapa lama waktu ideal mencuci baju di mesin cuci yang tepat?
Sampai saat ini, masih banyak yang belum tahu durasi ideal mencuci baju di mesin cuci yang tepat. Namun, percaya atau tidak, ternyata ada aturan jelas mengenai durasi ideal mencuci baju di mesin cuci yang tepat!
Melansir Kompas, umumnya mesin cuci dapat menyelesaikan kegiatan mencuci pakaian setidaknya sekitar 15 menit hingga 2 jam.
Namun, itu semua tentu bergantung pada beban cucian yang masuk ke dalam mesin cuci tersebut, Moms.
Akan tetapi, rata-rata waktu mencuci pakaian dengan muatan standar adalah sekitar 1 jam. Untuk penjelasan selengkapnya dapat disimak dalam artikel berikut ini.
Menyadur Home Appliance Hero, durasi yang diperlukan mesin cuci untuk mencuci pakaian dipengaruhi oleh beban muatan atau cucian.
Pada beban yang lebih besar atau berat, seperti handuk dan selimut, dapat memakan waktu lebih lama siklus pencuciannya.
Sedangkan, beban yang lebih kecil atau tipis dapat memakan waktu lebih sedikit.
Nah, pada mesin cuci modern biasanya sudah memiliki pengatur waktu pada bagian atas, yang menunjukkan dengan tepat berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencuci pakaian.
Baca selengakapnya di sini
5. Benarkah Nanas Dapat Memicu Keguguran pada Ibu Hamil? Ini Faktanya
Benarkah nanas dapat memicu keguguran pada ibu hamil? Ini fakta sesungguhnya. Perkembangan dan kesehatan selama kehamilan adalah hal yang penting dan harus diperhatikan dengan cermat.
Namun, mengenai pertanyaan apakah nanas dapat memicu keguguran pada ibu hamil, ada beberapa informasi yang perlu dipahami. Nanas adalah buah yang kaya akan nutrisi, terutama vitamin C, serat, dan enzim bromelain.
Enzim bromelain ini ditemukan dalam jumlah yang lebih tinggi pada nanas muda dan dapat memiliki efek proteolitik (merusak protein), yang membuatnya memiliki potensi untuk memecah protein dalam makanan dan juga dalam jaringan tubuh.
Namun, terkait dengan kehamilan, masih ada perdebatan dan keterbatasan bukti ilmiah yang kuat tentang apakah bromelain dalam jumlah yang ditemukan dalam nanas dapat mempengaruhi kehamilan.
Pada tahun-tahun sebelumnya, beberapa orang percaya bahwa bromelain dalam nanas bisa merangsang kontraksi rahim dan memicu keguguran.
Namun, penelitian ilmiah terbaru menunjukkan bahwa dalam jumlah yang biasa dikonsumsi sebagai makanan, bromelain tidak memiliki efek merugikan terhadap kehamilan.
Penting untuk diingat bahwa sebagian besar buah-buahan, termasuk nanas, adalah sumber nutrisi penting yang mendukung kesehatan selama kehamilan.
Vitamin C dalam nanas, misalnya, berperan dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu penyerapan zat besi dari sumber nabati, yang bisa membantu mengurangi risiko anemia selama kehamilan.
Meskipun demikian, konsumsi nanas atau makanan lain selama kehamilan harus tetap dalam batas-batas sehat dan tidak berlebihan.
Baca selengkapnya di sini
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR