Tabloid-Nakita.com - Sudah sejak lama musik diketahui memiliki dampak positif pada kecerdasan anak. Tapi musik seperti apa?
Jika mendatangi toko musik, kita akan segera menemukan jajaran CD lagu yang memasang kata-kata terkait peningkatan kecerdasan, baik untuk anak, remaja, orang dewasa, bahkan juga si kecil yang masih di dalam kandungan. Terutama musik klasik, ditengarai bisa meningkatkan kecerdasan anak sejak usia dini. Mozart for Babies, Beethoven for Kids, dan sebagainya. Padahal, tidak semua orang bisa memahami, apalagi menikmati musik klasik.
Nah, bagaimana ceritanya musik dapat berpengaruh pada kecerdasan batita? Tentu melalui mekanisme yang terjadi di otak. Alunan dan nada dalam musik merupakan rangkaian suara yang kompleks dan memiliki pola tertentu. Kompleksitas pola suara yang muncul dan hal-hal lain yang terjadi saat berinteraksi dengan musik, menyebabkan bagian tertentu dari otak kita menjadi terstimulasi sehingga lebih aktif dan mampu mengolah informasi lebih baik.
Ibu dan Papa mungkin tak asing lagi dengan istilah "Mozart Effect", yaitu meningkatnya kemampuan berpikir seseorang setelah mendengar alunan musik Mozart. Kesimpulan ini muncul dari sebuah hasil eksperimen dimana ditemukan bahwa setelah diperdengarkan musik Mozart, anggota kelompok eksperimen menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam mengerjakan tugas terkait kemampuan keruangan (spasial) dibandingkan kelompok yang tidak diperdengarkan musik Mozart.
Namun demikian, kita perlu berhati-hati untuk menyimpulkan bahwa hanya dengan mendengarkan musik saja, maka kecerdasan anak batita akan meningkat. Mengapa? Karena riset tersebut tidak menggunakan subjek anak-anak, melainkan mahasiswa yang tergolong dalam usia dewasa. Selain itu, peningkatan kemampuan mengerjakan tugas spasial tersebut ternyata hanya terjadi sesaat setelah diperdengarkan musik dan tidak memiliki dampak jangka panjang.
Beberapa riset lanjutan yang dilakukan untuk mengonfirmasi penemuan tersebut juga menunjukkan, faktor yang memengaruhi peningkatan skor pada tes spasial (keruangan) bukanlah sekadar musik Mozart saja, namun juga kondisi emosi dan rasa senang yang muncul saat mendengarkan musik. Ini berarti, apabila seseorang mendengarkan musik klasik (misalnya, Mozart) namun tidak menyukainya, maka tidak akan terjadi peningkatan kemampuan pada hasil tes spasialnya.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
KOMENTAR