Nakita.id - Masalah kehamilan umumnya disebabkan oleh banyak faktor.
Namun, masalah kehamilan tidak boleh diabaikan begitu saja.
Oleh karena itu, pemeriksaan rutin sangat penting dilakukan.
Lalu, apa saja masalah kehamilan yang sering terjadi?
Melansir dari laman Johns Hopkins Medicine, berikut beberapa komplikasi kehamilan yang umum terjadi.
Ibu hamil umumnya mengalami mual di pagi hari, mungkin juga disertai dengan muntah.
Namun, wanita dengan hiperemesis gravidarum (HG) mengalami mual di pagi hari sebanyak 1.000 kali.
Hiperemesis Gravidarum (HG) adalah mual parah yang menyebabkan penurunan berat badan secara signifikan dan mungkin memerlukan rawat inap.
Gejalanya yaitu muntah dan berkurangnya nafsu makan, yang menyebabkan penurunan berat badan dan dehidrasi.
Hiperemesis Gravidarum (HG) menyebabkan penurunan berat badan sebesar 5 persen atau lebih dari berat badan sebelum hamil.
Diabetes melitus gestasional (GDM) adalah jenis diabetes yang terjadi selama kehamilan.
Salah satu risiko terbesar diabetes gestasional, bayi mungkin tumbuh jauh lebih besar dari biasanya, suatu kondisi yang disebut makrosomia.
Saat melahirkan, bahu bayi bisa tersangkut. Jika bayi dianggap terlalu besar untuk melahirkan secara normal, dokter mungkin akan merekomendasikan operasi caesar.
Dokter biasanya melakukan skrining antara 24 dan 28 minggu kehamilan, atau lebih awal pada wanita berisiko tinggi seperti mereka yang memiliki berat badan berlebih atau mempunyai riwayat diabetes gestasional.
Saat Moms hamil, plasenta memberi bayi oksigen dan nutrisi untuk perkembangan yang baik.
Plasenta biasanya menempel pada bagian atas rahim. Tetapi pada plasenta previa, plasenta menutupi seluruh atau sebagian leher rahim.
Siapa saja yang berisiko? Mungkin berisiko lebih tinggi jika Moms memiliki jaringan parut di rahim akibat kehamilan sebelumnya atau akibat operasi rahim.
Adapun gejala utamanya yaitu perdarahan pada organ intim yang tidak disertai kram atau nyeri lainnya.
Preeklamsia adalah suatu kondisi yang menyebabkan tekanan darah tinggi yang berbahaya.
Ini bisa mengancam jiwa jika tidak ditangani. Preeklamsia biasanya terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu, sering kali terjadi pada wanita yang tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi.
Gejala preeklamsia mungkin termasuk sakit kepala parah, perubahan penglihatan, dan nyeri di bawah tulang rusuk.
Namun, banyak ibu hamil tidak langsung merasakan gejalanya. Lalu, siapa yang berisiko? Faktor risiko preeklampsia antara lain memiliki riwayat tekanan darah tinggi, obesitas, usia dan hamil anak kembar.
Baca Juga: Jangan Sampai Belum Tahu! Ini Masalah Kehamilan Trimester Pertama yang Perlu Diketahui Bumil
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR