Ini dapat berujung pada gejala depresi seperti perubahan dalam pola tidur, hilangnya minat dalam aktivitas yang sebelumnya dinikmati, atau perubahan nafsu makan.
Anak-anak yang menjadi korban bullying seringkali mencari pelarian dalam penggunaan media sosial.
Mereka mungkin menghabiskan banyak waktu online sebagai cara untuk melarikan diri dari situasi di sekolah atau mencari dukungan dari teman-teman daring.
Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menjadi indikator bahwa ada masalah yang perlu diatasi.
Stres yang disebabkan oleh bullying dapat mengganggu pola tidur dan makan anak.
Mereka mungkin mengalami masalah tidur seperti insomnia atau mimpi buruk, serta perubahan dalam nafsu makan, baik berlebihan atau kurang makan.
Ketika seorang anak menjadi korban bullying, mereka mungkin mengembangkan ketakutan terhadap sekolah dan situasi yang terkait dengannya.
Mereka mungkin mencari alasan untuk tidak pergi ke sekolah atau berusaha menciptakan berbagai alasan agar bisa pulang lebih awal.
Beberapa anak yang menjadi korban bullying dapat merespon dengan cara yang berbeda, yaitu dengan menunjukkan ekspresi kekerasan atau agresi yang tidak biasa.
Mereka mungkin mencoba untuk membalas dendam atau melawan pelaku bullying dengan cara yang salah.
Anak-anak yang menjadi korban bullying mungkin menghadapi kesulitan dalam berbicara tentang pengalaman mereka.
Baca Juga: Jadi Orangtua Kedua, Ini Pentingnya Peran Guru dalam Menjaga Kesehatan Mental Anak di Sekolah
Moms, Yuk Wujudkan Tubuh Sehat di Tahun Baru dengan Kesempatan Emas dari Prodia Ini!
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR