"Misalnya, ada orang yang tidak suka nasi tapi lebih suka roti atau mi. Itu tidak apa-apa," ujar Dr. Ade
Dekan Fakultas Seni dan Ilmu Pengetahuan Sampoerna Academy ini menyampaikan, bukan soal pilih-pilih makanan yang menjadi permasalahan.
Melainkan, apakah gizi yang dibutuhkan sudah tercukupi semua atau belum sesuai yang dipersyaratkan dokter maupun ahli gizi.
Juga, apakah gizi yang dibutuhkan sudah seimbang atau belum.
"Kalau saya lebih melihatnya kepada picky eater yang seperti apa dulu," tegasnya yang sekarang menjabat sebagai Ketua Program Studi Psikologi Sampoerna University.
"Jadi, picky eater bukan hanya sekadar misalnya enggak mau makanan yang bergoreng. Itu tidak apa-apa.
Terus, makanan yang diberikan itu harus precise (tepat), ya. Harus memiliki kejelasan dulu," terangnya.
Oleh karena itulah, Dr. Ade menekankan kembali kepada para ayah untuk tidak terlalu mempermasalahkan ibu maupun anak yang picky eater.
Melainkan, memperhatikan betul apakah makanan yang dikonsumsinya sudah benar-benar bernutrisi dan seimbang atau belum sama sekali.
Sebagai kepala keluarga, Dads juga harus mengetahui beberapa dampak yang ditimbulkan jika ibu maupun anak mengalami kekurangan gizi.
Baca Juga: Jangan Dibiarkan! Cari Tahu Apa Penyebab dan Cara Mengatasi Anak Pemilih Makanan di Sini
Melebarkan Sayap Hingga Mancanegara, Natasha Rizky Gelar Exhibition Perdana di Jepang
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR