Tabloid-nakita.com Maria Herlina Limyati, M.Si, Psi, psikolog anak, menuturkan anak perlu mengenal uang, sebab nantinya ia akan menggunakan uang dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk membeli sesuatu maupun menabung. “Namun, karena pemahaman anak prasekolah masih terbatas, maka pengenalannya juga dilakukan bertahap,” kata Maria. Di samping itu, anak usia ini juga mulai terbiasa melihat kita membeli sesuatu dengan uang dalam keseharian. Perlahan konsep tentang uang akan terbentuk dalam pemikiran anak.
Mengenalkan uang pada anak bisa dimulai ketika ia menunjukkan ketertarikan terhadap uang atau transaksi menggunakan uang, umumnya di usia prasekolah ini. Maria menjelaskan, salah satu cara untuk memperkenalkan konsep uang pada anak adalah melalui pemberian uang saat berulang tahun atau hari raya. Dari uang tersebut, kita bisa mengajarkan anak untuk menyimpan uang yang ia dapat. Uang itu nantinya bisa ia belikan barang yang ia perlu atau inginkan, misalnya baju atau mainan. “Dengan menyimpan uangnya dan tidak langsung dibelikan sesuatu, kita mengajarkan anak untuk menunda keinginannya, bersabar, dan juga konsep menabung,” papar Maria.
Bermain adalah salah satu cara efektif untuk mengeksplorasi konsep uang dan memperkenalkannya pada anak prasekolah. Berikut beberapa pilihan caranya.
1. Usia 3 tahun, anak mulai tertarik dengan bermain pura-pura (make believe play). Kita bisa mengajak anak bermain jual-jualan. Misalnya anak pura-pura berjualan kue, lalu ibu/ayah membelinya dengan ‘uang’ (bisa uang kertas atau koin). Melalui aktivitas ini anak belajar bahwa uang diperoleh melalui usaha, bukan hanya karena diberi oleh orang lain.
2. Anak yang lebih besar (4 tahun) mulai bisa diajarkan macam-macam uang melalui warnanya, misalnya uang yang berwarna hijau, biru, merah, koin 500 dan 1000 rupiah. Beri anak beberapa jenis uang dan minta anak mengelompokkan sesuai warnanya. Lalu jelaskan warna biru pecahan berapa, warna ungu pecahan berapa, dst. Begitu juga dengan koin, minta anak mengelompokkan sesuai ukurannya, ditumpuk-tumpuk sedemikian rupa.
3. Beri kesempatan anak untuk membayarkan parkir kendaraan dengan sejumlah koin atau uang kertas, atau membayar belanjaan dan menerima kembaliannya. Melalui aktivitas bermain, misalnya main jual beli, atau resto-resto an (anak menjadi pelayan resto lalu ortu membayar makanan yang dibelinya). Di sekolah juga bisa diadakan ‘market day’ untuk memperkenalkan aktivitas jual beli.
4. Menggunakan celengan untuk menabung. Berikan anak tempat untuk menyimpan uang dengan bentuk atau gambar tokoh kartun favoritnya. Ajari ia setiap menerima uang untuk menyisihkan sebagian untuk ditabung. Setelah celengan penuh, buka dan hitung bersama. Jika perlu, belilah celengan besar yang terbuat dari tanah liat. Pasti anak sangat senang menabung, apalagi saat memecahkan celengan dan menghitung bersama jumlah uang yang sudah ditabung.
5. Ajak anak pergi ke bank dan ATM. Jelaskan apa yang kita lakukan di bank dengan bahasa sederhana, sehingga ia bisa memahami fungsi bank itu apa.
Melalui aktivitas-aktivitas di atas, prasekolah dapat melihat dan mengenal bahwa uang ternyata uang dapat disimpan, dihabiskan, dan dibagi. Anak juga perlu paham sekali uang dipakai, maka ia akan ‘habis.’ Habis berarti jumlahnya tidak lagi sama, atau ada barang/jasa yang diperoleh dan dinikmati. Memang anak tak akan serta merta paham, tetapi kita tetap bisa memperkenalkannya agar ia terpapar informasi tentang uang sejak dini.
Setelah mengenal uang, anak semakin mengerti kegunaan uang. Anak juga belajar menahan keinginannya untuk langsung membeli sesuatu lewat pengenalan konsep menabung. Selain itu, anak belajar konsep hitungan, misalnya dengan memberikan sejumlah uang untuk membeli sesuatu ia akan menerima kembalian.
Dalam setiap kegiatan mengenalkan uang pada anak, usahakan agar tetap sederhana dan tidak rumit. Buat waktu bermain sambil belajar ini dengan cara menyenangkan dan waktu yang tak lama. Rentang perhatian anak prasekolah masih terbatas, jika kita terlalu lama dan teoritis saat bicara tentang uang, malah pesan yang ingin kita sampaikan tak bisa dipahami anak. Satu hal yang pasti, anak belajar tentang uang dari kita sebagai orang tua. Anak meniru semua yang kita katakan dan lakukan. Jadi, jika kita terbiasa belanja semua barang yang kita inginkan, bukan tak mungkin anak menirunya. Maka, percuma kalau kita ingin anak menabung sementara kita sendiri tak menabung. Be a good role model, itu kunci utamanya.
(Santi Hartono/Foto: childrenhealth.com)
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Santi Hartono |
Editor | : | Santi Hartono |
KOMENTAR